X

TRACK TALK: Sucka – Mungkas Raga Na Gagawar (EP, 2024)

by webadmin / 2 months ago / 215 Views / 0 Comments /

Rilisan yang menunjukan kualitas Sucka sebagai unit baru sekaligus memperjelas ketimpangan debutnya.


Satu lagi band emerging mujur berkat era digital, Sucka, unit hardcore punk Timur Tengah ala-ala dari Bandung yang melesat pesat, bahkan ketika bandnya hanya punya modal single setengah matang, “Minum Lagi”. Jika predikat ini sebelumnya disandang oleh Honey dengan utas berkualitas sebelas dua belas sama ceper, “4”, kini mereka punya saingan. Namun baiknya, keduanya sama-sama berkembang, sedikitnya mulai melek betapa pentingnya polesan materi sebelum dikeluarkan.

Beberapa waktu lalu, kuintet yang tidak ingin diungkap penuh siapa saja dalang di baliknya ini menelurkan EP terbaru bertajuk Mungkas Raga Na Gagawar (Sucka, 2024). Sekilas, buat saya EP ini sepuluh kali lebih menggugah untuk disimak – baik dari aspek visual hingga penggalan lagu yang dijadikan konten teaser sebelum EP-nya benar-benar mengudara – ketimbang single perdana mereka yang.. sialnya, dari tajuk hingga visualnya bikin ilfeel duluan. 

Saya tak menemukan sesuatu yang menarik selain shout-nya yang mudah diingat dan dilantangkan dalam “Minum Lagi”, itu pun masih tak cukup memuaskan. Jika tolok ukurnya hanya sebatas mengulang lirik yang itu-itu lagi dengan mengandalkan hook catchy semata, maka penulisan lagu ini mungkin sama dangkalnya dengan tembang andalan milik komedian paling ikonik yang pernah dimiliki bangsa ini, (alm.) Olga Syahputra dengan “Hancur Hatiku”. Bedanya, ini dengan cara hardcore punk.

Bertudung artwork Amenkcoy KW sekian, lengkap dengan sosok pemuda – yang saya yakin – tukang bangun siang, menghabiskan sepanjang siang dengan galer sembari disaksikan tempelan poster-poster band di kamar kos 3×3. Menimbulkan prediksi madesu, persis seperti covernya. Satu-satunya hal baik dari sana adalah setidaknya kita tahu kalau karya Mufti Priyanka abadi dalam hati generasi muda hari ini. RIP.

Cover art “Minum Lagi”

Namun kita harus memberi toleransi, Sucka adalah band baru netas. Jika karya sebelumnya tak punya daya sengat sama sekali, mereka akan mencari tahu bagaimana cara menyuntikan dosis racun yang lebih fatal di kesempatan selanjutnya. Itu yang lumrahnya dilakukan setiap peracik, tak terkecuali untuk racikan musik.

Untungnya, “Minum Lagi” hanya debut, meskipun sebenarnya impresi pertama juga penting. Mungkas Raga Na Gagawar adalah momok lain, mengobrak-ngabrik penulisan lagu yang mulanya masih berkutat di kelasan band pensi bocah SMP. Dalam artian, baik dari segi suara, struktur, hingga flow-nya dipikirkan matang-matang, tak lagi berkutat pada formula latah kebelet rilis, membuat kedua katalog miliknya ini tampak timpang. 

Dibuka dengan intro bertajuk “Berbondong-bondong” yang juga mengajak pendengar berbondong-bondong menyimak EP mereka. Sedikit bertele-tele namun itu lah strategi jitu untuk membuat pendengar penasaran. Setelah berlama-lama pemanasan, sambutan ketukan d-beat dengan lantunan gitar kering pun tak terelakkan, dengan agresi yang bakal langsung memecah arena moshpit. Mudah diprediksi, namun formula ini selalu sukses mencuri secuil perhatian.

Intensitas kemudian berlanjut ke “Kurang Ajar”, trek kedua anti basa-basi. Tak banyak yang bisa dibicarakan selain perkawinan hardcore punk dan gemulai musik Timur Tengah yang lihai dalam satu paket materi. Formula serupa pun masih berlanjut ke trek-trek selanjutnya yang sayangnya saya kehabisan kata untuk menjelaskan secara rinci satu per satu, yang jelas meski terdengar serupa — selumrahnya muatan rilisan hardcore punk — namun secara cerdik setiap lagu selalu punya celah part shouting yang siap memantik geliat moshpit meliar dan memaksa rahang mereka untuk merapalkan mantra yang sama dengan sang vokalis.

Satu hal lagi yang layak dapat sorotan di sini adalah penulisan liriknya yang lebih berenergi dan menggugah otak. Jika di awal saya bilang “Minum Lagi” bahkan sudah bikin ilfeel sejak dari tajuknya, Mungkas Raga Na Gagawar justru menimbulkan impresi sebaliknya, dengan judul yang punya artian begini: “mengakhiri tubuh di tempat hukuman mati”, seraya bikin bulu kuduk naik diikuti visual yang merepresentasikan narasinya secara gemilang. Top notch!

Secara keseluruhan, narasi di dalamnya jadi mimpi basah mereka akan akhir hayat para praktikan korupsi atau penguasa yang doyan menyeleweng, yang tragisnya hampir mustahil terwujud di negara ini — tak ada akhir yang pantas buat mereka kecuali tempat eksekusi mati. Itu lah mengapa Mungkas Raga Na Gagawar lebih punya power secara narasi ketimbang debutnya yang menunjukan kebetahan mereka berkubang di tongkrongan dengan bait-bait yang nyaris kosong bunyinya.

Meski di sini bukan bicara soal salah atau benar, anggap lah mereka memang merespon hal-hal sekitar, budaya mabuk-mabukan contohnya. Dedengkot sekelas Minor Threat pun pernah begitu lewat “Bottled Violent”, misal, namun di sini bisa terlihat bagaimana Ian Mackaye dan kolega menjadikan hardcore punk punya spirit agresi yang sama agresifnya dengan musiknya.

‘Lose control of your body

Beat the shit out of somebody

Half-shut eyes, don’t see who you hit

You don’t take any shit’ — “Bottled Violence”

Budaya mabuk-mabukan kalau sudah resek memang menyebalkan, itu lah mengapa sekup-sekup kecil masyarakat seperti pelaku hardcore punk punya peran dalam kontrol sosial, setidaknya untuk selingkupnya. Meski bukan bermaksud mendang-mending, namun dengan komparasi barusan terlihat bagaimana “Minum Lagi” tampak tak berenergi, cenderung main aman untuk hal-hal yang mereka resahkan.  Berkebalikan dengan EP-nya kali ini yang lebih frontal dan mencoba in-your-face, tentu upaya ini jauh lebih mengena.

Tapi, yah, disamping segala aspek yang berkembang, Mungkas Raga Na Gagawar masih belum berhasil sepenuhnya melepaskan anggapan kalau Sucka band yang memang lebih nikmat untuk dilihat secara live. Jika hanya mengandalkan audionya semata, buat saya sih masih setengah-setengah, mungkin karena polesan audio yang punya kesan raw, di mana hal ini tak kawin harmonis dengan injeksi lead-lead Timur Tengah yang justru ingin menimbulkan kesan sebaliknya, hmm.. entah juga. Tapi yang jelas karena saya minim referensi di koridor musik semisal, akan beda cerita jika kamu punya selera berbalik dari saya.

Overall, Mungkas Raga Na Gagawar menunjukan kemutakhiran terkini kualitas Sucka sebagai unit emerging yang dengan torehannya kali ini, mereka jadi lebih patut untuk diperhitungkan. Maaf jika di tengah-tengah ulasan saya kerap menyelipkan bahasan soal debut mereka. Karena dengan lahirnya EP ini, saya jadi gatel kenapa “Minum Lagi” harus jadi bagian dari diskografi mereka. No offense.

Dengarkan Mungkas Raga Na Gagawar di sini!