X

Mengenalkan Kembali: Botch

by Sendhi Anshari Rasyid / 2 years ago / 430 Views / 0 Comments /

Sejarah singkat mengenai Botch – salah satu band yang bertanggung jawab mendefinisikan musik mathcore sampai hari ini.


Meskipun saya merupakan pendengar math-rock yang cukup rajin, ironisnya saya nggak terlalu sering mendengarkan saudara kandungnya, mathcore. Padahal, dibandingkan dengan math-rock, saya secara nggak sadar sudah terlebih dulu bersinggungan dengan mathcore sejak zaman sekolah dulu. Melalui sebuah kaos bergambar wajah wanita yang menjadi semacam ‘seragam’ wajib yang digunakan para sobat musik. Tapi pada saat itu saya belum terlalu ngeh kalau kaos tersebut merupakan merchandise dari sebuah band. Sampai pada masa perkuliahan, akhirnya saya tau kalau itu merupakan artwork dari album Jane Doe milik Converge.

Secara teori, seharusnya nggak akan terlalu sulit bagi saya untuk mencerna dan menyukai mathcore, karena kurang lebih memiliki karakter yang sama dengan math-rock, namun dengan beberapa twist tambahan. Awalnya, saya hanya familiar dengan beberapa nama populer saja, seperti Converge, The Dillinger Escape Plan, dan Code Orange. Namun setelah melakukan penelusuran lebih jauh, ada nama lain yang cukup krusial, tapi tidak diperbincangkan terlalu banyak. Band tersebut adalah Botch.

Buat kamu yang belum terlalu familiar dengan Botch, mari kita selami bersama sejarah singkat mengenai salah satu grup musik yang bertanggung jawab mendefinisikan musik mathcore saat ini.

Sejarah

Botch mengawali karirnya ketika para personilnya, Brian Cook (Bassis), Dave Knudson (Gitaris), Tim Latona (Drummer), dan Dave Verellen (Vokal) masih duduk di bangku sekolah menengah pada tahun 1993 silam. Pada awalnya, proyek musik ini diproyeksikan sebagai band yang akan melakukan cover dari lagu-lagu Dead Kennedys. Namun pada akhirnya, rencana tersebut nggak pernah benar-benar terealisasi, melainkan mereka memilih untuk langsung memproduksi karya-karya original.

Botch pada akhirnya menelurkan rilisan perdananya berupa EP berjudul Faction yang dirilis pada tahun 1995. Setelah menjajal berbagai panggung di kampung halamannya, Tacoma, pasca rilisan perdananya mereka kemudian memberanikan diri untuk melakukan tur ke luar kota pada tahun yang sama. Setahun setelahnya, mereka pun kembali merilis EP berjudul The John Birch Conspiracy Theory. Pada 1997, kedua EP tersebut lalu dirangkum ke dalam sebuah album kompilasi berjudul The Unifying Themes of Sex, Death, and Religion yang dirilis oleh Excursion Records. Kalau dilihat sepintas dari timeline tersebut, apa yang dilakukan oleh Botch ini terbilang sangat produktif, karena terhitung sejak tahun 1995 mereka selalu konsisten mengeluarkan rilisan di setiap tahunnya. Tapi, tentu saja nggak cuma berhenti di situ.

Momen breakthrough yang sebenarnya baru dirasakan oleh Botch ketika di-notice oleh Aaron Turner, vokalis dari band post-metal Isis dan pemilik dari Hydra Head Records. Berawal dari kesukaan personal terhadap karya-karya Botch, pada akhirnya Aaron Turner mengajak kuartet tersebut untuk bergabung ke label kepunyaannya. Bersama Hydra Head Records, Botch mengeluarkan debut album American Nervuso (1998) dan album keduanya, We Are the Romans (1999).

Meskipun merupakan album yang diyakini sebagai rilisan masterpiece sepanjang karir Botch, apa yang terjadi di balik layar produksi album tersebut ternyata memiliki dampak negatif bagi internal mereka. Ditambah dengan beberapa faktor lain, hal tersebut memicu perpecahan di antara para personilnya yang kemudian menghasilkan keputusan mereka untuk bubar di tahun 2002. Walaupun begitu, Botch sempat mengeluarkan sebuah rilisan pasca keputusan tersebut dalam bentuk EP berjudul An Anthology of Dead Ends pada paruh akhir tahun 2002.

Momen tersebut tentu tak lantas membuat para personilnya untuk berhenti bermusik. Masing-masing dari personilnya kemudian membuat/bergabung dengan berbagai proyek musik lain, yaitu Minus the Bear, Narrows, Russian Circles, Roy, dan These Arms Are Snakes.

Pengaruh Terhadap Sound Mathcore Modern

Tahun 1999 merupakan tahun yang penting untuk kancah mathcore/metalcore secara general. Karena pada tahun tersebut dirilis beberapa album penting yang pada akhirnya mendefinisikan bagaimana sound dari masing-masingnya terbentuk di kemudian hari. Beberapa rilisan penting tersebut di antaranya adalah The Opposite of December… A Season of Separation dari Poison the Well, Calculating Infinity dari The Dillinger Escape Plan, dan tentunya We Are the Romans dari Botch.

Perbedaan inspirasi dari masing-masing personilnya, membuat karya-karya Botch terdengar cukup eksperimental. Walaupun masih berada di ranah hardcore, tapi terdengar berbeda dibandingkan dengan band lainnya yang menggunakan pakem formula hardcore tradisional. Botch menggabungkan style agresif ala hardcore dengan sisi yang lebih teknikal, khususnya permainan time signature. Belum lagi penggunaan choir dan juga elemen post-rock yang cukup kentara pada beberapa trek. Menambah poin lain pada daftar hal eksperimental yang Botch lakukan pada album We Are the Romans.

Sayangnya, peran album ini sering kali terbayangi oleh album Calculating Infinity milik The Dillinger Escape Plan yang terdengar jauh lebih agresif dan teknikal. Hal tersebut yang menurut saya pada akhirnya membuat We Are the Romans tidak terlalu sering muncul dalam sebuah perbincangan. Padahal, masing-masingnya merupakan rilisan yang membangun fondasi dari bagaimana mathcore terdengar saat ini melalui pendekatan yang berbeda.

Momen Reuni

20 tahun berselang setelah bubarnya Botch, mereka mengumumkan bahwa keseluruhan katalog mereka akan dirilis ulang oleh Sargent House. Hal tersebut menyusul non-aktifnya Hydra Head Records pada tahun 2020 yang sebelumnya memegang lisensi dan mengurus distribusi keseluruhan diskografi Botch pada berbagai platform digital. Pada kurun waktu yang sama, Botch juga memberikan teaser bahwa mereka akan merilis sebuah karya terbaru. Tak lama berselang, single berjudul One Twenty Two dirilis sebagai tanda kembalinya Botch.

Pada tahun 2023 ini, mereka berencana untuk melakukan rangkaian tur ke berbagai daerah di Amerika Serikat yang berlangsung mulai bulan Februari, lalu kemudian dilanjut pada Oktober-Desember mendatang. Meskipun sudah memiliki jadwal tersebut, Dave Knudson menuturkan bahwa momen reuni ini hanya akan terjadi dalam waktu terbatas saja, alias bukan reuni permanen. Well, sebuah hal yang disayangkan, tapi memungkinkan juga kalau ternyata suatu saat akan berubah. Mengingat sebelumnya juga Brian Cook pada sebuah sesi wawancara di tahun 2014 pernah menuturkan bahwa Botch nggak akan pernah reuni, tapi ternyata… bisa kamu lihat sendiri sekarang. Hehehe.

Tagged

#mathcore #metal #botch

Leave a Reply