TRACK TALK: Heals – Weathre (Single, 2023)
Single pertama dari Heals setelah ‘tiarap’ enam tahun yang menandakan kalau album mereka mendatang terasa begitu meyakinkan.
Tak bisa dipungkiri, Spectrum (2017) adalah album yang cemerlang juga sekaligus menorehkan reputasi Heals semakin paten. Namun setelah itu, eksistensi mereka seakan makin alot dan akhirnya memudar hampir tak berbekas di tiga tahun terakhir belakang ini. Maka, ketika “Weathre” rilis beberapa waktu lalu, rasanya bak pemuas dahaga yang tepat dari antisipasi akan karya terbaru mereka yang sudah terlalu lama mengambang ekspektasinya.
Tak hanya menawarkan single terbaru ini saja, Heals pun menyiratkan sebuah janji akan perilisan album penuh di tahun ini yang juga akan memuat single ini. Konon Emerald adalah judul yang sudah mereka tetapkan untuk anak keduanya. Pemilihan kata yang lumayan mewah dan tak mengherankan karena single ini pun seakan mewarisi sifat dan kualitas elegan di dalamnya.
Entah kamu merasakannya atau tidak, ada proyeksi citra bahwa Heals tak butuh proses pendewasaan lewat single ini. “Weathre” seakan hanya melanjutkan apa yang sudah pernah mereka lakukan dalam tingkat berikutnya. Tak ada iklim yang berubah dari mereka. Semua hanya perihal ketidakpuasan eksplorasi dan pendekatan.
Progresi akor yang variatif dan akurat selalu jadi kunci utama mengapa Heals selalu bisa menarik perhatian lewat karyanya. Entah kenapa, saya juga merasa ada beberapa nuansa futuristik yang sama ketika mendengarkan Flying Lotus ketika mendengarkan single ini. Mungkin sebagian nada atau suasana ngawang lintas alam buat musik shoegaze yang terselip di dalamnya. Keduanya rasanya memungkinkan.
Sedikitnya, Alyuadi (gitar/vokal) menerangkan kalau ia mencoba menerapkan beberapa unsur baru buat single ini. Hal tersebut hanya semakin menunjukan kalau sosoknya memang sakaw eksplorasi – bukti tangan dinginnya bisa kamu rasakan secara gamblang bersama Fuzzy, I, dan Suissac belakangan ini. Kini Heals pun kena otak-atik hasratnya. Memang benar kalau manusia itu nggak ada puasnya.
Seluruh komponen musiknya hampir tak ada yang terasa cacat. Tapi di aspek penjudulan, justru saya tak sepenuhnya paham apa yang dimaksud dengan “Weather” dalam kondisi typo ini. Apakah lantaran mereka membicarakan masa pandemi? Di mana typo tersebut mengisyaratkan kepincangan yang terjadi di masa itu? Atau Heals memang menjadi Heals saja yang memang identik dengan persona konyol mereka di luar musiknya yang serius? Kita tak akan pernah tahu.
Namun, tema pandemi memang buat saya sudah kepalang melelahkan. Membicarakan sosialisasi berjarak lagi, karantina lagi, kontemplasi lagi. Terlepas apakah pandemi itu sendiri adalah konspirasi atau bukan, tapi ayolah, masa itu sudah lalu dan kini saatnya beranjak.
Yah, itu hanya menurut saya pribadi memang. Namun, di bait pertama, Heals seakan tak mampu menuliskannya tanpa menunjukan betapa membosankannya narasi dengan tema serupa,
“I Know it’s just the weather
And it won’t last forever
Then we will be together
And no more sending letters
I Know it’s just the weather
And it won’t last forever
Then we will see each other
So that we’re sharing pleasure”
Part ini juga dimainkan secara berulang. Saya akui susunan rhyme-nya memang mulus, namun mereka seperti kehabisan kata untuk diselipkan. Ungkapan yang cukup klise dengan susunan kata yang tak punya kesan semewah musiknya. Terlebih, mereka merilisnya bukan di waktu yang tepat; kini semuanya sudah lewat.
Tapi siapa peduli? Musiknya bagus, klipnya bagus, sampulnya bagus. Meskipun lirik tak kalah penting, tapi bagaimana lagi? Saya kalah telak karena masih begitu banyak aspek lain yang lebih memuaskan sebagai bayaran kontan.
Secara keseluruhan, buat saya “Weathre” adalah torehan terbaiknya saat ini. Tak muluk-muluk juga mungkin untuk bilang kalau ini adalah level selanjutnya dari rilisan Heals, tentu tanpa menimbulkan kesan rilisan sebelumnya jadi lebih butut.