X

TRACK TALK: Eastcape – Falsified Pleasure, Blessings Given (EP, 2023)

by Sendhi Anshari Rasyid / 2 years ago / 1847 Views / 0 Comments /

EP terbaru Eastcape rasanya belum cukup untuk menyandang predikat “kuartet midwest-emo paling kompeten di area Jawa Timur.”

Sejujurnya, belakangan ini saya sedang cukup malas untuk membahas hal-hal yang bersinggungan dengan kancah midwest-emo lokal. Selain sudah cukup lelah pasca keriuhan di Twitter beberapa waktu lalu, rilisan yang belakangan sampai di radar saya juga belum ada yang menggugah selera untuk diperhatikan lebih jauh. Namun hal tersebut seketika berubah ketika membuka kotak masuk redaksi Consumed Magazine. Di mana saya menemukan sebuah e-mail yang memberitakan mengenai perilisan EP terbaru dari Eastcape, yaitu ‘Falsified Pleasure, Blessings Given’ yang dirilis oleh Greedy Dust dan Haum Entertainment.

Hal yang membuat perhatian saya tertuju adalah klaim dari Greedy Dust yang menyatakan bahwa Eastcape merupakan “…kuartet midwest-emo paling kompeten dengan musiknya, terutama di Jawa Timur.” Sebuah pernyataan yang cukup berani dan memancing kontroversi. Juga memunculkan pertanyaan lanjutan, “kompeten” yang dimaksud itu dalam konteks apa? Lirik? Aransemen? Atau lainnya? Perasaan skeptis dan pesimis pun seketika muncul dalam benak. “Biasanya kalau udah ada band yang bikin klaim aneh-aneh, materinya biasa aja,” begitu pikir saya. Setelah mencoba mendengarkan rilisannya secara utuh berkali-kali, ternyata pemikiran tersebut tak sepenuhnya salah.

Kutipan siaran pers yang dikirimkan oleh Greedy Dust.

Berdasarkan referensi dan pengetahuan awam saya, pada dasarnya formula materi yang Eastcape rangkum pada rilisannya kali ini (masih) terbilang cukup klise. Terutama untuk band yang mencampurkan unsur emo dan post-rock pada kekaryaannya. Formula aransemen quite-loud yang silih berganti dan berujung klimaks, bebunyian twinkly yang bertabur di sana-sini, serta tentunya narasi sentimental yang mengiringi. Sedikit banyak mengingatkan saya terhadap apa yang American Football lakukan pada LP3 (2019).

Namun, tak bisa dipungkiri secara benang merah materinya cukup menarik. Eastcape memilih untuk lebih menonjolkan nuansa atmosferik dibandingkan permainan instrumen yang kompleks dan teknikal. Walaupun, saya merasa transisi antara bagian full-band menuju bagian ambience-nya masih terasa janggal. Terlalu patah dan tiba-tiba, seperti tak ada sesuatu yang menjembatani di antara keduanya. Saya menyukai eksplorasi bebunyian yang mereka lakukan dengan memasukkan unsur string, pad, dan lainnya. Hal-hal yang membuat treknya menjadi terasa megah dan penuh. Kudos kepada Mathces (Gitar) yang saya yakin merupakan dalang di balik kentalnya nuansa atmosferik tersebut, mengingat dirinya juga seorang musisi yang aktif di ranah musik eksperimental.

Pada ‘Falsified Pleasure, Blessings Given’, Eastcape menyuguhkan karyanya dalam 3 ragam yang berbeda, yaitu instrumental, berlirik Bahasa Indonesia, dan berlirik Bahasa Inggris. Entah memang konsep, atau merupakan salah satu bentuk untuk mengetes respon para pendengarnya. Di antara kelima treknya, saya paling menyukai dan lebih nyaman mendengarkan trek ‘Mereda/Meredam’ yang berbahasa Indonesia. Perpaduan antara musik dan liriknya terasa pas. Terutama bagian chorus-nya saya yakin akan sangat seru ketika dibawakan live, terdengar sangat anthemic. Liriknya tak terlalu pretensius ataupun terlampau sederhana pula. Selain itu, tak ada rasa awkward dari segi penulisan ataupun pelafalan lirik ketika mendengarkannya. Terlebih jika dibandingkan dengan lirik berbahasa Inggris yang mereka tulis pada trek ‘Bloom In Time’ dan ‘Obsessed’ yang terasa cheesy.

cover 'Falsified Pleasure, Blessings Given'
cover ‘Falsified Pleasure, Blessings Given’

Hal ini akan sangat subjektif, tapi penggalan lirik “don’t mock a pain have you never endure, jokes are tragedy from my ear” sudah cukup membuat saya enggan untuk membaca ataupun melafalkan liriknya ketika mendengarkan lagu tersebut. Terkesan seperti lirik yang dibuat menggunakan terjemahan Google Translate dan digunakan mentah-mentah tanpa melalui proses proofread terlebih dulu. Walaupun saya cukup mengerti maksudnya, tapi rasanya ada diksi dan opsi tata kalimat lain yang lebih menarik untuk menyampaikan narasi tersebut. Saya harap pada materi selanjutnya Eastcape menulis lirik Bahasa Indonesia yang lebih banyak. Mengingat ini merupakan debut EP dari Eastcape, saya rasa masih banyak waktu dan ruang bagi mereka untuk terus melakukan improve terhadap karyanya. Sehingga pada akhirnya output yang mereka hasilkan terasa jauh lebih maksimal.

Rilisan ‘Falsified Pleasure, Blessings Given’, ini saya rekomendasikan bagi kamu yang sedang mencari rilisan lokal di ranah musik emo dengan perpaduan antara elemen bebunyian twinkle dan nuansa post-rock yang berimbang. Tapi, untuk memproklamirkan diri ataupun dilabeli sebagai “…kuartet midwest-emo paling kompeten dengan musiknya, terutama di Jawa Timur,” rasanya masih ada banyak PR yang harus diselesaikan terlebih dulu oleh Eastcape. Karena menurut saya, apa yang dilakukan oleh Beeswax bertahun lalu untuk ranah emo di Jawa Timur rasanya sampai saat ini masih belum ada yang bisa menggantikannya. Khususnya sebagai salah satu katalog rilisan yang dijadikan rujukan utama oleh band lokal baru yang ingin memainkan style midwest-emo.


Dengarkan EP ‘Falsified Pleasure, Blessings Given’ di bawah ini.

Tagged

#eastcape #greedy dust #emo #track talk #twinkle