X

50 Game PS1 Paling Esensial Sepanjang Masa

by Abyan Nabilio / 2 years ago / 156797 Views / 0 Comments /

Untuk generasi yang lahir pada 1990-an, PS1 mungkin menjadi konsol paling berkesan bagi tumbuh kembang mereka.

Masa Nintendo dan Sega bisa dibilang sudah lewat karena konsol ini menang saing dari keluaran segenerasi keduanya, Nintendo 64 dan Sega Saturn. Demi mengenang masa kecil (remaja bagi sebagian) tim kami dan Anda di luar sana yang seumuran, kami putuskan untuk membuat daftar jajaran game esensial dari PS1 yang terasa everlasting.

Tentu patut diingat pemilihan jajaran games PS1 di artikel ini adalah dari pengamatan kami secara personal dan juga pengalaman kami menghabiskan banyak waktu di masa muda yang didominasi games-games ini. Without further ado, let’s stroll back to the memory lane of video gaming!

1. Winning Eleven

Tak perlu terlalu dijelaskan. Yang penting serial game sepak bola yang rilis tiap tahun ini selalu laku ditiap tempat rental dan untuk melakukan one two cukup dengan memencet kombinasi L1 dan X.

2. Tomba! 2

Perjalanan Tomba menyelamatkan kekasihnya Tabby mungkin mengingatkan pemain pada Mario yang menyelamatkan Princess Peach. Namun, karena tampilannya yang lebih tiga dimensi, Tomba mungkin bisa menjadi perkembangan dari game side scrolling platform di masanya. Selain itu, Tomba! 2 juga menawarkan sedikit unsur RPG dengan interaksi dengan NPC dan pemilihan senjata mulai dari penggetok berbola duri, bumerang, hingga palu.

3. Tony Hawk’s Pro Skater 3

Sebagai game skate boardTony Hawk’s Pro Skater 3 lumayan memberikan referensi musik bagi para bocah yang sedang mencari jati diri jauh sebelum Guitar Hero muncul. “Amoeba” dari The Adolescents, “Not the Same” dari Bodyjar, dan “Blitzkrieg Bop” dari The Ramones adalah beberapa tembang yang diputar di sana.  Selain itu, di samping Tony Hawk, pemain juga dapat memainkan beberapa karakter asli lain seperti Steve Caballero dan Kareem Campbell.

4. Harvest Moon: Back to Nature

Siapa yang tak tahu game ini? Harvest Moon adalah penyatu bocah laki-laki yang senang berbincang soal game di bangku belakang kelas dengan teman-teman perempuannya. Ini mungkin karena tidak ada unsur kekerasan di dalamnya. Game tersebut merupakan simulasi kehidupan yang berfokus pada beternak dan bercocok tanam. Dengan nuansa pedesaan yang bikin adem, permainannya cocok untuk setiap orang di setiap umur. Harvest Moon: Back to Nature juga nampaknya yang paling berhasil di franchise ini. Terbukti dari game ini lah yang mendefinisikan judul Harvest Moon di banyak benak orang sekaligus banyaknya rebooth, seperti Friends of Mineral Town untuk Game Boy Advance dan Harvest Moon Boy & Girl untuk Playstation Portable.

5. Mega Man Legends 2

Mega Man yang ini bukan lah game side scrolling seperti game-game di serial Mega Man atau Mega Man X yang lain. Mega Man Legends merupakan action RPG dengan sudut pandang seperti third person shooter dengan jalan cerita dan gameplay yang menarik. Pemain dapat mencari dan menggonta-ganti equipment Mega Man serta membangun airship sekaligus rumahnya bersama rekannya Roll, menambah sedikit unsur simulasi kehidupan di dalamnya.

6. Tactics Ogre: Let Us Cling Together

Intrik politik yang pelik, jalan cerita yang bercabang, dan pola permainan yang tidak untuk semua orang merupakan daya tarik Tactics Ogre. Petualangan Denim, Kachua, dan Vice tak punya celah yang tidak menyedihkan. Ada yang mati, ada yang jadi musuh, bahkan hingga game tamat pun masalah yang dihadapi tidak juga kunjung usai karena ada pemberontakan di sana-sini. Mungkin, game ini lumayan menceritakan keadaan perang yang belum beres biarpun suatu negeri sudah merdeka.

7. Final Fantasy VII

Biarpun sangat tertinggal sekarang, visual yang mutakhir di masanya mungkin jadi daya tarik Final Fantasy VII. Karena itu, game ini begitu digandrungi dari sejak rilisnya di 1997 hingga pertengahan 2000-an. Namun, di samping itu, Final Fantasy VII juga punya jalan cerita yang mendebarkan dan bikin sendu di waktu bersamaan. Protagonis lupa ingatan memang klise, tapi antagonis mantan pahlawan yang kehilangan akal sehat lumayan menarik. Selain itu, game mana lagi yang membunuh karakter wanita utamanya di pertengahan cerita saat itu? Keberhasilan game ini juga dibuktikan dengan banyaknya spin off di bawah namanya. Film  Advent Children, animasi Last Order, game PSP Crisis Coreremake-nya untuk PS5, dan masih banyak lagi melengkapi cerita dari Gaia yang belum lengkap di game aslinya.

8. Tekken 3

Di antara sekian banyak rental PS yang memprimadonakan Winning Eleven sebagai komoditas utama, Tekken 3 merupakan game yang dapat bersaing dengan game-game bola. Game tersebut bisa jadi pembuka banyak orang untuk bermain game fighting. Tekken 3 menawarkan karakter dengan cara bertarung yang beragam. Eddy Gordo dengan capoeira-nya, Hwoarang dengan tae kwon do-nya, hingga Forest Law dengan gayanya yang mirip Bruce Lee merupakan beberapa dari yang menarik perhatian. Selain itu, cuplikan animasi ending tiap karakter juga salah satu yang dicari pemain tiap menamatkan arcade.

9. Bishi Bashi Special

Dinobatkan sebagai “game penghancur stik”, Bishi Bashi Special berisi kumpulan game mini arkade yang lebih bisa dinikmati jika dimainkan multiplayer. Pilihan game di dalamnya lumayan banyak karena memang berisi dua kompilasi game sekaligus, Super Bishi Bashi dan Hyper Bishi Bashi. Kenapa merusak stik? Karena kebanyakan game di dalamnya memerlukan kecepatan tangan untuk memijit tombol-tombol di stik untuk memenangkan permainan. Belum lagi jika dimainkan bersama, nuansa kompititif dari setiap pemain akan membuat setidaknya tombol X kalian jebol.

10. Vagrant Story

Game ini punya banyak daya tarik namun, untuk ukura game dengan daya tarik yang sebejibun itu, tidak banyak yang sempat memainkan game tersebut. Nuansa dan jalan ceritanya begitu kelam. Cara bermainnya juga mirip dengan game-game di masa depan seperti Dragon Age atau Final Fantasy XII. Visualnya khas game-game generasi akhir PSX yang hampir menuju PS 2. Sistem weapon crafting-nya juga begitu menarik. Berlatar di kota mati Leá Monde, Valendia (bagian dari Ivalice, dunia Final Fantasy Tactics dan Final Fantasy XII), petualangan seorang agen inteligen, Ashley Riot, menyelidiki hubungan antara pemimpin kultus dan petinggi parlemen sangat menegangkan. Karena itu, sangat disayangkan Vagrant Story tidak begitu banyak dimainkan dan tak punya spin off sama sekali. Mungkin karena game ini sebenarnya memang salah satu spin off dari game-game Ivalice Alliance.

11. Metal Slug X

Bermain game multiplayer bersama saudara saat liburan hari raya punya kesan nostalgik tersendiri. Metal Slug X melengkapi kesan tersebut dengan latar Timur Tengahnya. Pemain bisa menyelematkan bapak-bapak tua tawanan perang dengan rambut gondrong pirang untuk mendapatkan senjata hingga menaiki unta ber-gatling gun untuk melawan pasukan infanteri hingga senjata pemusnah massal milik musuh. Suara latar ke-Timur Tengahan juga dapat mengisi kekosongan musik latar iklan Marjan di televisi.

12. Twisted Metal 2

Jauh sebelum Fortnite, PUBG, dan segala macam game yang terinspirasi dari Battle Royale menjamur di ponsel bocah-bocah ingusan, Twisted Metal hadir dengan konsep serupa. Namun, semua hal tersebut dilakukan di atas kendaraan. Mobil sport, truk es krim berkepala badut, motor bersespan, hingga tank bisa digunakan pemain untuk saling menghancurkan. Senjata ditebar di mana-mana dan satu-satunya cara untuk menang adalah menjadi yang terakhir bertahan.

13. Pepsiman

Pepsiman sejatinya adalah maskot Pepsi yang dibuat oleh cabang minuman bersoda tersebut di Jepang. Karena itu, bisa dikatakan ini merupakan iklan yang dikemas menjadi game. Namun, untuk sebuah iklan, Pepsiman tidak begitu membosankan. Potongan adegan pria umur tanggung minum Pepsi memang absurd tapi di samping itu, pemain tetap bisa menikmati petualangan Pepsiman yang berlarian berkeliling kota sembari berselancar, menjebloskan kepalanya ke tong sampah, hingga dikejar kaleng Pepsi raksasa ditemani musik latar surfy mirip soundtrack Batman. “Jeng, jeng, tet, tot, jeng, jeng, tet, tot, Pepsimaaaaan”

14. Digimon World 3

Sangat disayangkan Digimon World beranjak menjadi RPG standar di serial ketiganya ini setelah menawarkan konsep Tamagotchi (atau lebih tepatnya Digivice) yang di-RPG-kan di game pertamanya. Namun, untuk JRPG tradisional, Digimon World 3 cukup adiktif untuk ditamatkan, setidaknya jika dibandingkan dengan dungeon crawler membosankan di seri kedua. Menawarkan nuansa serupa Pokemon (yang memang waralabanya tak sampai PlayStation), pemain akan memerankan tokoh Junior (atau pilih sendiri namanya) menyelamatkan dunia digital dan dunia nyata sembari mengumpulkan DNA Digimon dan melatih mereka untuk berevolusi.

15. Crash Team Racing

Game balap pertama waralaba Crash Bandicoot ini sukses besar pada masanya. Mirip dengan  Mario Kart, pemain bisa memilih karakter-karater dari Crash Bandicoot untuk dipakai balapan di atas gokar, seperti musuh bebuyutan Dr. Neo Cortex, adik dari Crash, Coco Bandicoot, hingga Crash sendiri. Selain balapan, Crash Team Racing (CTR) juga memiliki Battle Mode, yang memungkinkan permainan multiplayer di mana para pemain beradu senjata, mirip dengan Twisted Metal. Dengan split screen khas PS1, entah berapa sepupu yang dibuat akrab oleh CTR saat liburan sekolah. Beberapa waktu lalu, versi remastered-nya, Crash Bandicoot Racing Nitro-Fueled dirilis untuk PS4.

16. Parasite Eve

Punya karakter utama perempuan blasteran Jepang-Rusia di kover  menjadi daya tarik dari Parasite Eve saat dilihat orang di toko kaset. Namun, itu bukan yang utama, jalan cerita serta gamplay-nya juga tak kalah seru. Parasite Eve bisa jadi salah satu action RPG terbaik di masanya, bahkan hingga kini. Squaresoft (sebelum bergabung dengan Enix) merupakan pengembang RPG terbaik saat itu mengangkat cerita yang berlandaskan novel. Tentu itu merupakan kombinasi yang tepat. Bermain sebagai Aya Brea, detektif pendatang baru NYPD yang mencoba menyelamatkan dunia dari monster mutasi organ manusia bernama Eve, pemain dihadapkan dengan kengerian monster-monster hasil mutasi tubuh dan jalan cerita yang berkesan.

17. Shanghai: The Great Wall

Entah apa judul asli dari game ini, yang jelas Shangai popular di kalangan bocah-bocah ingusan di masanya untuk sekadar membuat gemetar selangkangan mereka. Game tersebut merupakan soliter mahyong yang menampilkan gambar vulgar setelah berhasil menang. Judul Shanghai: The Great Wall biasanya tampil di kover CD bajakan yang terjual dipasaran. Namun, sebenarnya serial Shanghai tidak lah bersisi game porno. Game-game di dalamnya merupakan serial arcade soliter mahyong biasa yang dirilis oleh Sunsoft dan Activision.

18. Super Shot Soccer

Jika Winning Eleven atau FIFA sudah begitu membosankan, game bola satu ini bisa dijadikan alternatif. Super Shot Soccer menawarkan permainan sepak bola dengan jurus-jurus penuh fantasi. Badai pasir dari Timnas Arab, sundulan tajam Timnas Jerman, tendangan samurai Tanaka dari Timnas Jepang, hingga pukulan kiper Timnas Paraguay yang bisa bikin gol dapat membuat pertandingan makin panas dibanding hanya oper, sundul, dan tendang biasa.

19. Soul Blade

Sebagai game fighting, Soul Blade (juga dikenal sebagai Soul Edge) memberikan sedikit pelajaran budaya dan sejarah. Berlatar di 1583, game pertama di serial Soul ini berisi banyak karakter dari berbagai penjuru dunia. Setiap karakter memiliki senjata tajam khasnya masing-masing, sesuai dengan pekerjaan dan negara asal mereka. Sebagai samurai misalnya, Mitsurugi menggunakan berbagai macam katana, sedang Siegfried, sang kesatria dari Jerman menggunakan berbagai pedang besar yang harus digenggam dengan dua tangan. Para kesatria bersenjata tajam tersebut memiliki tujuan yang sama, mencari senjata bertuah Soul Edge yang sekarang ada di genggaman bajak laut, Cervantes.

20. Driver 2

Saat beberapa anak yang beruntung sudah memainkan GTA: Vice City dan San Andreas, beberapa lain yang belum mampu memiliki konsol PS2 menganggap Driver 2 sebagai hiburan. Sebenarnya, Driver merupakan game berisi misi-misi tentang kendaraan. Akan tetapi, judul pertamanya tidak memungkinkan karakter utama untuk turun dari mobil. Driver 2 memungkinkan hal tersebut dan punya sedikit unsur open world saat GTA  di PS1 masih menggunakan bird’s eye view yang tidak semenarik bandingannya di PS2.

21. Azure Dreams

Bayangkan dungeon crawler dan  RPG tradisional digabungkan dengan life simulation macam Harvest Moon. Azure Dreams merangkum aspek  tersebut jauh sebelum serial Rune Factory muncul di Nintendo DS. Pemain akan mengikuti kehidupan monster tamer bernama Koh menjelajahi sebuah menara monster di kotanya, Monsbaiya.

22. Tales of Destiny

Jika Azure Dreams menggabungkan RPG dengan life simulation, maka game ini merupakan RPG dengan sedikit unsur fighting 2D. Pemeran utama, Stahn Aileron, merupakan seorang remaja udik yang menemukan pedang yang bisa bicara (Swordian) bernama Dymlos. Bersama beberapa pemilik Swordian lainnya, mereka mencoba menyelamatkan dunia.   Kebanyakan JRPG di masanya menggunakan konsep pertarungan turn based sedangkan Tales of Destiny menggunakan format platform dua dimensi dengan kombinasi kombo yang bisa diatur pemain dalam layar pertarungan. Game ini merupakan judul kedua di serial Tales (setelah Tales of Phantasia untuk Super Famicom) dan judul pertama yang dirilis untuk Playstation.

23. Resident Evil 3: Nemesis

Jill Valentine, salah satu sex symbol Playstation, memimpin cerita judul ketiga Resident  Evil ini. Ia terjebak di Racoon City dan harus menghadapi zombie bersenjata dan sedikit bisa berpikir, Nemesis. Antagonis utama yang sedikit lebih intelek ini bisa jadi pembeda dari judul-judul Resident Evil sebelumnya.

24. WWF Smackdown! 2: Know Your Role

Pecinta drama gulat yang memainkan PS1 akan terwakili oleh game ini. Mereka bisa memaikan pegulat WWF (sekarang WWE) favorit mereka macam Chris Benoit, Jeff Hardy, Triple H, Scotty Too Hotty, hingga The Rock untuk saling bertarung di ring, backstage, ruangan VIP, atau bahkan lahan parkir. Selain itu, pemain juga bisa membuat karakternya sendiri dengan lebih detail dibanding judul sebelumnya di serial ini.

25. MTV Celebrity Deathmatch

Apa jadinya kalau Dennis Rodman beradu gulat dengan Marilyn Manson? Itu mungkin hanya bisa terjadi di game nyeleneh adaptasi tayangan televisi, MTV Celebrity Deathmatch. Biarpun punya ulasan cukup buruk di masanya, namun nama-nama terkenal yang bisa dimainkan membuat MTV Celebrity Deathmatch semacam guilty pleasure. Selain dua karakter tadi, pemain juga bisa memilih Carmen Electra, Mr. T, dan beberapa karakter fiksi macam Frankenstein.

26. PaRappa the Rapper

Judul ini bisa dikatakan salah satu pionir rhythm action. Sebelum Guitar Hero meledak di konsol lanjutan Playstation, game ini muncul dengan konsep permainan serupa. Plot PaRappa the Rapper pun cukup jenaka sehingga masih bisa dinikmati jika dimainkan hari ini.

27. Medal of Honor: Underground

Medal of Honor memang dikenal dengan mode campaign-nya yang menarik. Sekuel ini mengembangkan daya tarik tersebut dengan visual yang lebih matang dan latar belakang perlawanan Prancis yang membuat cerita Medal of Honor: Underground lebih menarik untuk diikuti.

28. Monster Rancher 2

Monster Rancher 2 merupakan sebuah simulasi beternak yang jauh berebeda dari Harvest Moon. Game ini berfokus pada satu hewan ternak (monster ternak lebih tepatnya) yang bisa diikutkan dalam berbagai liga untuk menjadi juara. Proses mendapatkan monster pun tidak kalah menarik. Pemain bisa menggabungkan beberapa spesies untuk mendapatkan kombinasi yang tidak terduga. Jika mendapat monster yang tidak ingin dimainkan, monster tersebut bisa dibekukan dahulu untuk dipelihara di masa depan. Yang paling menarik adalah rasa penasaran saat men-summon monster dari CD-CD random. Mulai dari game-game PS1 lain hingga film Finding Nemo atau album The Strokes. Jangan berharap banyak pada monster yang sudah Anda pelihara berbulan-bulan karena jika sudah saatnya, ia akan mati.

29. Jackie Chan Stuntmaster

Beat ‘em up satu ini merupakan salah satu yang paling sering diperbincangkan di bangku-bangku sekolah dasar pada masanya. Ini karena selain merupakan sebuah game di PS1, Jackie Chan Stuntmaster juga menampilkan bintang laga Hongkong yang terkenal itu. Pemain akan mengikuti petualangan Jackie Chan menyelidiki penculikan kakeknya. Di masa yang sama, film laga Tiongkok Raya memang sedang naik daun di stasiun-stasiun televisi nasional. Karena itu, Jackie Chan dan PS1 merupakan kombinasi pas untuk menarik minat anak-anak zaman itu.

30. Need for Speed: Hot Pursuit

Judul ketiga serial Need for Speed untuk PS1 ini menawarkan visual yang bisa diadu di masanya. Sebagai arcade racing game, Hot Pursuit menawarkan tambahan mobil polisi dan blokade jalan yang membuat balapan semakin menegangkan. Ini merupakan tambahan baru yang belum ada di judul-judul sebelumnya dan akan muncul berulang kali di serial Need for Speed di masa depan.

31. Gallop Racer 3

Tidak hanya balapan, Gallop Racer 3 juga memungkinkan pemain untuk membiakkan kudanya. Bayangkan bermain Monster Rancher dengan kuda sebagai pengganti monsternya, lebih relevan dengan dunia nyata. Setiap kuda punya karakter berbeda. Beberapa bisa makin ngebut di arena pacuan semakin usianya bertambah, beberapa lainnya malah makin menurun performanya. Game yang cocok untuk para pecinta kuda dan game simulasi peternakan.

32. Xenogears

Jika Sega punya serial RPG bertema sci-fi, Phantasy Star, PS, melalui SquareSoft (sekarang Square Enix) punya Xeno. Xenogears merupakan game pertama serial tersebut. Alur cerita game ini cukup pelik, melibatkan perang, politik, dan skeptisisme agama. Berbeda dengan serial SquareSoft lain macam Final Fantasy, yang sudah jelas harus mengalahkan penjahat yang mana, dalam Xenogears, pemain dibuat agak kebingungan. Di tambah dengan mode pertarungan menaiki Gear (semacam Mobile Suit), bisa dikatakan ini merupakan Gundam versi RPG.

33. Klonoa: Door to Phantomile

Game platform 2,5D ini memiliki gaya visual yang begitu menarik dan imajinatif. Klonoa merupakan seorang petualang mimpi yang dapat berpindah dari satu dunia ke dunia lainnya. Pemain bisa menarik musuh dan melemparkannya ke musuh lain atau menjadikannya batu loncatan.

34. Bloody Roar 2

Bloody Roar merupakan game fighting tempo cepat dengan fitur unik di dalamnya. Para karakternya bisa berubah menjadi hewan jadi-jadian yang disebut zoanthrope. Si ninja Bakuryu bisa berubah menjadi manusia setengah tikus tanah, Busuzima bisa berubah menjadi bunglon jadi-jadian dan masih banyak lagi hewan jadi-jadian lainnya.

35. Team Buddies

Yang satu ini merupakan alternatif party game untuk dimainkan beramai-ramai. Game strategi ini pada dasarnya memainkan karakter macam kacang warna-warni yang menggemaskan untuk mengumpulkan kotak kayu ke markas mereka. Kumpulan kotak kayu di markas bisa diolah menjadi berbagai macam senjata, mulai Uzi 9mm, Bazooka, Tank, hingga UFO.

36. Destrega

Destrega bisa dibilang salah satu game fighting paling 3D di masanya. Arena pertarungan di game ini begitu luas. Pemain bisa bergerak ke segala arah. Saat berada berjauhan, adu serangan jarak jauh pun tak terhindarkan. Pemain pun bisa memanfaatkan struktur area sekitar untuk menghindari serangan lawan. Bisa dibilang, Destrega merupakan Psychic Force versi darat.

37. The Game of Life

Apakah Anda rajin bermain Monopoly saat kumpul keluarga? Kalau iya, The Game of Life pasti cocok untuk mengisi waktu luang bersama sepupu-sepupu Anda. Dengan maksimal enam pemain, game ini begitu party friendly. Hasbro, developer Monopoly, memang memonopoli board game di masanya. Karena itu konsep mendapatkan karier, pasangan hidup, dan menikmati segala tantangan hidup sampai pensiun game ini begitu bisa dinikmati bersama. Terjebak kecelakaan mobil atau kebakaran rumah itu biasa. Untung kalau Anda sudah mempersiapkan asuransi terlebih dahulu. Dengan segala rintangan tersebut, pemain dengan uang paling banyak saat pensiun adalah pemenangnya.

38. Final Fantasy Tactics

Game pertama dari Ivalice Alliance-nya Final Fantasy ini begitu meledak di masanya. Ini merupakan titik di mana Final Fantasy mencoba format tactic RPG. Berbeda dengan versi Advance-nya (untuk Gameboy Advance) yang lebih ramah anak, Final Fantasy Tactics punya alur cerita pelik, seperti game tactic lain PS1 macam Tactics Ogre yang nampaknya punya target pasar utama lebih dewasa. Bersama Vagrant Story, game ini menjadi awal yang menguak sisi kelam Ivalice, karena game-game selanjutnya (Final Fantasy XII, Final Fantasy Tactics Advance) terkesan lebih ceria.

39. Time Crisis

GunCon (light gun versi Namco untuk PS1 yang memungkinkan nuansa game arkade di rumah) mungkin jadi daya tarik Time Crisis, biarpun tak banyak orang yang punya karena zaman PS1 di Indonesia diramaikan CD-CD bajakan Rp. 5000-an. Namun, game ini tetap bisa dinikmati biarpun tanpa alat tersebut. Di masa game FPS (first person shooting) belum begitu musim, Time Crisis bisa jadi pilihan. Game ini memungkinkan pemain untuk menunduk, menghindari tembakan lawan, sembari mengisi peluru, seperti game FPS di masanya macam Medal of Honor tapi dengan gameplay yang lebih sederhana.

40. Crash Bandicoot 3: Warped

Platformer yang bisa jadi disebut maskot PS1 dan ini adalah yang terbaik di serialnya. Menceritakan Crash dan Coco terjebak di distorsi waktu dan harus mengalahkan Dr. Neo Cortex dan bosnya Uka Uka. Warped tak menawarkan banyak hal baru dibanding kedua game sebelumnya, namun tetap sangat menyenangkan. Biarpun masih bisa disebut platformer, beberapa stage hampir memberi kesan macam game-game free roaming modern.

41. Diablo

PS1 merupakan penanda masa-masa keemasan JRPG, sedang RPG barat lebih banyak dimainkan di PC. Biarpun satu kategori, keduanya terasa berbeda. Contohnya adalah adaptasi PC untuk PS1 Diablo. Rasa Diablo dan action JRPG macam Legend of Mana atau Alundra begitu berbeda. Keduanya punya cara sendiri untuk dinikmati. RPG macam Diablo mungkin punya target pasar yang lebih dewasa karena lebih kelam. Sekelam-kelamnya Final-Fantasy Tactics, karakternya tetap punya gaya anime yang kurang garang. Mungkin Vagrant Story bisa bersaing tapi tetap kalah sedikit dari segi ini. Karena itu, bagi pecinta RPG-RPG barat macam Dragon Age atau serial Elder Scrolls yang mencari game PS1 untuk iseng, Diablo akan cocok.

42. Castlevania: Symphony of the Night

Sekilas mungkin game ini terlihat seperti sebuah platformer 2D. Namun, setelah bermain seiring waktu, pemain akan sadar bahwa Castlevania: Symphony of the Night merupakan sebuah action RPG. Karakter utama, setengah vampir bernama Alucard, punya sistem EXP untuk menambah levelnya. Game paling berpengaruh di waralaba Castlevania ini bisa dibilang perkawinan antara Super Mario Bros. dan The Legend of Zelda. Dunia 2D tidak hanya dilalui begitu saja seperti platformer lain. Pemain bisa mengunjungi ulang area-area yang sudah dilewati untuk mencari petunjuk tambahan, mirip peta RPG-RPG kebanyakan. Selain itu, dengan latar gothicnya, soundtrack game ini punya campuran musik klasik, tekno, jaz, hingga trash metal yang menambah daya tarik untuk pecinta game sekaligus musik.

43. The Legend of Dragoon

Game dengan empat CD yang bukan dari Final Fantasy. Nampaknya, dengan game ini Sony ingin bersaing dengan Final Fantasy VII atau IX dari SquareSoft. Biarpun selalu dibandingkan dan kalah saing dengan Final Fantasy, The Legend of Dragoon punya keunikannya sendiri. Sistem pertarungannya punya sedikit nuansa mirip game-game rhythm, di mana pemain harus menekan tombol di waktu yang tepat. Selain itu, setiap karakternya bisa berubah menjadi mode Dragoon, mirip Power Ranger versi dunia fantasi.

44. Grandia

Grandia mungkin tak punya jalan cerita yang begitu orisinal, seperti kebanyakan RPG di zamannya. Namun, nuansa game ini lebih hangat dan menyenangkan dibanding beberapa game RPG kebanyakan yang bertema lebih serius. Dengan karakter menggemaskan dan sistem pertarungan yang agak segar, banyak yang mengatakan bahwa Grandia merupakan salah satu game RPG terbaik sepanjang masa. Gameplay total 60 jam untuk menyelesaikan game ini tidak akan begitu terasa. Sistem pertarungannya memungkinkan beberapa karakter menyerang bersamaan, jadi pemain tidak begitu menghabiskan banyak waktu dalam pertarungan.

45. Street Fighter Alpha 3

Street Fighter sudah menjadi salah satu game fighting terbaik. Yang berbeda dari Street Fighter Alpha 3 adalah mode World Tour-nya. Di sana, pemain bisa memainkan fighting game standard dengan tambahan nuansa mirip RPG dengan sistem EXP untuk menambah level karakter (serupa mode Edge Master di Soul Blade). Karakter tersebut juga bisa memepelajari beberapa kemampuan baru sepanjang World Tour.

46. Chrono Cross

Chrono Cross merupakan sekuel tidak langsung dari Chrono Trigger. Penggemar Chrono Trigger, kecewa atau tidak, pasti pernah memainkan game ini. Jika Chrono Trigger berkutat pada menjelajah waktu, Chrono Cross menjelajah semesta paralel. Masuk akal karena keberhasilan Crono dkk. menyelamatkan dunia bisa jadi menghasilkan semesta paralel lain di tiap waktu yang mereka jelajahi. Dengan visual karakter tegak dan pemandangan visual yang indah khas game-game akhir PS1, Chrono Cross mudah sekali mendapat perhatian. Ditambah lagi, banyaknya jumlah karakter yang dimainkan (serupa Suikoden) membuat pemain tidak akan bosan mencari-cari kombinasi mana yang cocok untuk dijadikan pegangan mengarungi dungeon atau melawan bos.

47. Spyro The Dragon

Petualangan Spyro untuk menyelamatkan teman-teman naganya yang diubah menjadi patung oleh Gnasty Gnorc yang jahat begitu menyenangkan untuk semua umur. Dengan dunia platform 3D, Spyro dapat mengembuskan api ke lawan, melayang dengan sayap-sayap kecilnya, dan menyeruduk lawan dengan tanduk. Mungkin gameplay-nya mirip dengan platformer-platformer 3D lainnya, namun game ini berhasil membangun dunia game dengan nuansa kartun. Oh iya, tahu kah Anda musik di game ini merupakan hasil komposisi Stewart Copeland (drummer The Police)?

48. Dino Crisis 2

Kerap kali disandingkan dengan Resident Evil yang melawan zombi, di sini lawannya adalah dinosaurus-dinosaurus karnivora. Ketegangan serupa Resident Evil terasa di Dino Crisis. Namun, di game keduanya ini ketegangan tersebut ditambah dengan keseruan mirip game shooter arkade. Game pertamanya persis Resident Evil dan dinosaurus yang harus dilawan lebih sedikit. Dengan menumpuknya jumlah dinosaurus di Dino Crisis 2, pemain harus berhadapan langsung menembaki mereka, menambah nuansa aksi di game ini.

49. Spider-Man

Game yang dirilispada 2000 ini disebut-sebut sebagai adaptasi game Spider-Man pertama yang berhasil. Activision, di game pertama setelah mereka mendapatkan lisensi Spider-Man, membiarkan pemain untuk bisa melakukan apa saja yang bisa dilakukan Spider-Man di komik, spins a web, any size, catches thieves just like flies. Selain itu, Spider-Man juga akan bertemu lawan-lawan ikoniknya, seperti Venom, Scorpion, Rhino, Doctor Octopus, dan Carnage. Pemain juga bisa mengoleksi berbagai kostum Spider-Man dengan melakukan beberapa side quest.

50. Alundra 2

Penggemar Alundra yang asli kebanyakan kecewa dengan Alundra 2. Karakter judul, Alundra, tidak ada di game yang berjudul namanya. Di sini, karakter utamanya adalah Flint, bocah berambut merah dengan segala klise protagonis RPG-nya. Selain itu, Alundra 2 juga tidak memiliki referensi artistik atau visual yang mengarah ke game sebelumnya. Namun, di luar itu, Alundra 2 lumayan bisa dinikmati. Perubahan grafis 2D di game sebelumnya menjadi 3D di game ini membuat aspek visualnya lumayan untuk game PS1. Mungkin, untuk menghindari ekspektasi penggemar, seharusnya game ini diberi judul The Adventure of Flint.

Ada games lain yang mungkin belum kami masukan ke daftar ini? Let us know!

Tagged

#feature #Harvest Moon #video games #Final Fantasy #PSX

Leave a Reply