Eskalasi Musikalitas ala Bleach di Overcast (2022)
Ah, Bleach. Band hardcore yang kerap kali jadi bahan perbincangan di berbagai sirkel tongkrongan – baik musik mau pun aspek ketertarikan lainnya. Sejak awal kemunculannya di era pandemi awal, band asal Bandung ini mencuri perhatian banyak orang lewat beberapa aspek yang diemban band-nya. Baik dari segi musikalitas sampai ke citra visual para personilnya. Meski basi, tapi harus diakui bahwa itulah yang membuat reputasi Bleach makin melambung hari ini. Mereka adalah entitas yang mewakili keniscayaan zaman dan generasi hari ini akan hardcore. Both for good or slightly controversial for some people. Just saying.
Karena ini adalah rubrik Track Talk, mari berfokus kepada karya musik Bleach-nya saja. Sejauh ini Bleach sudah pernah merilis sebuah EP via Husted Records di penghujung tahun 2020 silam, sebuah split EP bersama unit alternative hip-hop bernama The Couch Club dan dua single sebagai appetizer untuk hidangan utama mereka kelak yang berformat album.
Menyambung dua single sebelumnya, kini Bleach pun merilis single terbaru mereka yang bertajuk Overcast. Single tersebut berdurasi 2 menit setengah dan saya rasa ini adalah lagu terbaik mereka sejauh ini. Terbaik dalam konteks rilisan mereka – bukan untuk dibandingkan dengan siapa pun. I don’t wanna play your stupid hardcore-this-or-hardcore-that game.
Untuk bagian hardcore-nya, lagu tersebut memang masih straight up hardcore song. Tapi yang membuat saya tertarik adalah bagaimana mereka memberanikan diri untuk menambahkan sentuhan perkusi di tengah-tengah lagu. Brengsek. Sialnya isian perkusi itu memang terasa cocok dengan lagunya. Tak ada kesan seperti asal ditambahkan untuk menjadi edgy. Misalkan dalih pemberian elemen perkusi tersebut untuk alasan eksperimen atau eksplorasi, hal itu bisa saya terima dengan lapang dada karena nuansa musik yang tersaji sangatlah cocok – bak kecap manis di atas telor ceplok. Sebuah perpaduan yang manis dan nikmat.
Lalu tak lama setelah kejutan perkusi itu, Bleach dengan seenak udel merubah nuansa musiknya ke – setidaknya dari yang kuping saya terjemahkan – arah grunge. Lengkap dengan riff gitar midtempo yang lebih cocok dipakai untuk headbang ketimbang two step. Tapi di part tersebut ada satu lick gitar yang lumayan mengganggu saya. Di sekitar menit 1:43. Lick tersebut sepertinya sering saya dengarkan ketika mereka bermain live dan juga terdapat di lagu “No Regret”. Saya mencoba husnudzon saja, bisa jadi lick tersebut memang mereka proyeksikan sebagai ‘ciri khas’. Entahlah. Tapi kalau memang lick tersebut ingin ditujukan semacam itu, that works well I guess.
Bagi saya, single terbaru dari Bleach tersebut semacam menyiratkan kesan bahwa ada perkembangan secara musikalitas dari unit hardcore asal Bandung itu. Ketika di EP perdana mereka masih terdengar belum ada yang istimewa (dari segi penggarapan musik), Overcast memijarkan sebuah sensasi yang menarik untuk ceruk musik hardcore secara spesifik. Tentu itu adalah hal yang baik untuk sebuah band – guna menghindari stagnasi.