Memperkenalkan: Stalemate
Stalemate memainkan musik hardcore punk yang nuansanya primitif. Mengingatkan kami kepada Negative Approach dan Agnostic Front awal.
Hardcore lagi hardcore lagi. Memang tak ada matinya musik punk rock yang punya nuansa lebih agresif dan minim fa-fi-fu itu. Bayangkan saja. Setelah sempat mengalami keredupan di paruh awal tahun 2000-an silam, kini hardcore malah semakin merangsek dan bisa dibilang semakin militan semangatnya. Selalu ada band baru dari ceruk musik tersebut sepertinya yang lahir setiap seminggu sekali. Tak ada jumlah tepatnya tapi dari sepengamatan seruntulan saya, sepertinya memang selalu hadir band hardcore baru di berbagai acara yang mendebutkan kiprahnya atau bahkan dari segi kekaryaan macam obrolan “coba deh dengerin band hardcore baru ini!” di berbagai tongkrongan.
Menyambung akan fenomena kemunculan sporadis band hardcore baru di ranah lokal tersebut, ada satu band hardcore yang masuk ke kisaran radar pendengaran saya dalam belum lama ini. Mereka adalah Stalemate yang berasal dari Bandung dan baru saja merilis demo mereka beberapa waktu lalu.
Stalemate memainkan musik hardcore punk yang nuansanya primitif. Mengingatkan saya kepada Negative Approach dan Agnostic Front era awal – yang jelas terlihat merupakan salah satu influence Stalemate karena mereka meng-cover salah satu lagunya di paruh akhir rilisan demonya. Demo berisi empat lagu tersebut berdurasi super singkat dan untuk konteks hardcore punk primitif macam itu, hal tersebut adalah hal yang baik. Hardcore wise, shorter is better. At least to me.
Meski Stalemate adalah band yang baru terbentuk, portofolio kiprah dari beberapa personilnya bisa dipertanggung jawabkan. Tengok saja di posisi drum ada Biman yang dikenal sebagai salah satu punggawa dari band hardcore ‘galau’ Grief dan unit skramz kebanggaan warga emo Indonesia Swarm . Lalu di bass ada Bimo yang mungkin di kehidupan sehari-hari lebih tersorot sebagai bassist unit chaotic hardcore Rounder plus di posisi gitar ada Andre yang juga bermain bersama band indie rock bernama Turnpike. Mungkin hanya Ivan (vokal) di Stalemate yang terbilang sosok baru di dalam band-nya yang portofolio bermusiknya saya belum terlalu familiar.
Hmmm berbicara tentang band baru yang isinya ‘pemain semi-lama’ macam Stalemate ini, saya penasaran apa memang siklus macam ini akan terus-terusan terjadi? Maksudnya, apakah akan ada band yang dibentuk oleh sekumpulan orang yang benar-benar ‘hijau’ dalam artian mereka tak pernah berkiprah di band apa pun atau bisa jadi sekumpulan orang yang memang asalnya tidak bermain band tapi memutuskan untuk bermusik? Lagi-lagi harap maafkan saya untuk melontarkan pertanyaan konyol macam itu. Tapi kalau saya diizinkan untuk merespon paparan saya sendiri di atas tadi, mungkin siklusnya memang harus seperti itu untuk membuat sebuah ceruk musik tetap bergerak. More bands are the merrier – no matter who are the people running them.
Anyway, saya punya intuisi kalau Stalemate akan menjadi sebuah band yang dinanti di banyak gigs dalam waktu dekat ini. Dan mungkin dalam waktu dekat, saya pun akan menonton mereka guna menuntaskan rasa penasaran saya akan nuansa agresi kental di dalam musik mereka dalam format live. Sangat diantisipasi.
Dengarkan demo dari Stalemate di sini: