HOT SPOT: Theo’s Wife Lois
Ketika fantasi jadi inspirasi. Theo’s Wife Lois tak hanya menyuguhkan hidangan, tapi juga story.
Bukan Bandung rasanya kalau tak punya tempat baru yang menarik untuk disinggahi tiap waktunya. Kali ini bilangan Jl. Progo punya restoran all day dining yang menarik untuk disinggahi bernama Theo’s Wife Lois (TWL). Mengambil inspirasinya dari cerita fiktif: dua solo traveler yang bertemu di luar negeri bernama Theo dan Lois, tak heran jika hidangan yang suguhkan juga bernuansa Korean-American, berlatar dari pengalaman mereka menyicipi berbagai restoran di luar sana.
Hal itu jadi landasan mengapa para founder-nya membuat karakter Theo dan Lois yang seakan-akan menyajikan berbagai hidangan untuk para pengunjungnya. Bahkan, keduanya dibuat juga terlibat dalam berbagai hal: pemilihan menu sampai konsep tempatnya.
Secara story, Theo dan Lois mulanya adalah stranger yang tak sengaja berkenalan di luar negeri dan kemudian terkoneksi lebih lanjut satu sama lain karena punya ketertarikan yang sama – tak jauh dari template kisah drama yang sering muncul di film atau serial – namun, buah dari hubungan mereka dapat dirasakan secara nyata, yaitu restoran ini.
Dengan dua latar berbeda: Lois punya latar pendidikan formal pastry, itu lah mengapa kita akan langsung disambut dengan ragam pastry & cakes menggugah ketika memasuki tempat ini. Sementara Theo sosok petualang yang serba otodidak, alasan selanjutnya jika menu lain di luar pastry tadi juga banyak twist dan fusion.
Ini juga jadi experience lain ketika memasuki TWL, selain punya nuansa – dan dibuat seakan cara kerjanya juga – yang berbeda, juga banyak dekorasi yang terkesan personal. Pengunjung dibawa menyelami cerita Theo dan Lois lebih jauh seakan sedang mengikuti serial drama yang masih on going. Bukan tanpa maksud, namun karena memang konsep mereka yang menjadikan hubungan mereka berdua terus berjalan, mungkin selama tempat ini masih beroperasi.
Berhubung masih kisah mereka masih berlanjut, tempat ini pun juga tak akan menolak segala bentuk perubahan. Berbagai menu yang kini masih mereka usung banyak terinspirasi dari Korean-American food juga bukan patokan. Mereka juga terbuka dengan segala perubahan dan eksperimen seru ke depannya. Bisa saja ada tambahan Japanese food, atau mungkin twist-twist yang dibuat Theo atas dasar keotodidakannya, semuanya memungkinkan, sebagaimana naturalnya pasutri yang terus mengembang bisnisnya bersama.
Dengan dua latar berbeda, saya yakin yakin ada banyak hidangan yang bakal cocok dengan lidah pengunjung di sini, bahkan menu seperti TWL Fried Chicken pun meninggalkan kesan berbeda dari kebanyakan menu serupa pada umumnya. Namun jika mesti menyebutkan must try menu, mungkin kami akan merekomendasikan: Korean Dry Ramen, Shroom Hunter’s Burger dan Quattro Formagi Pizza. Itu baru beberapa yang sempat saya cicipi, masih banyak daftar layak santap lainnya yang belum sempat kami coba, dari mulai signature sampai pastry & cakes-nya.
Tampilan tempatnya pun menunjukan kalau Theo dan Lois punya selera yang baik soal interior dan dekorasi – meski tak diceritakan lebih lanjut apakah keduanya punya latar di bidang tersebut atau tidak – setidaknya cukup membuat pengunjung merasa seperti di rumah namun juga berada di restoran proper secara bersamaan. Dengan warna soft pink yang dominan juga konsep sedemikian rupa, cukup memberikan impresi kalau soal ini, tempat-tempat di Korea jadi sumber inspirasinya.
Selain tempatnya yang nyaman, makanannya yang enak, juga dapat bersahabat dengan banyak selera, Theo’s Wife Lois akan membuat pengunjung tak cukup dengan sekali kunjungan, tentu karena suasana tempat juga deretan menu yang demikian beragamnya. Belum lagi jaminan mutu setiap racikan bumbu dengan rasa unik khas Asia dengan kekayaan rempahnya dan American yang cenderung lebih bold. Itu belum termasuk eksperimen mereka selanjutnya yang mungkin tak akan kalah menariknya.
Saran saya, untuk benar-benar memuaskan hasrat, perlu kocek kurang lebih sekitar IDR 100K-150K/orang, namun saya bisa dibilang kocek segitu worth the price dengan experience dan hidangan yang mereka suguhkan. Mari berharap Theo dan Lois harmonis selalu agar tempat ini terus berjalan dengan segala inovasi dan ragam eksperimen ke depannya.
Come and taste it, you won’t regret it!