Catatan Perjalanan Extreme Decay Malaysia Tour 2023 (Part 1)

Bagian Pertama dari catatan perjalanan tur Malaysia Extreme Decay yang memulai panggungnya di helatan Borneo Grind Festival 2023.
Jumat, 11 Mei 2023. Jam 8 malam waktu setempat.
Guncangan lumayan keras menandai pendaratan pesawat yang kami tumpangi di KKIA (Kota Kinabalu International Airport), setelah 2 jam penerbangan dari KLIA (Kuala Lumpur International Airport). Kondisi langit di sekitar khatulistiwa memang tidak menentu akhir-akhir ini – hari yang terik sangat, sebentar kemudian berubah mendung tebal disertai hujan berangin. Cuaca malam itu memaksa pesawat untuk melakukan hard-landing.
Ini adalah pengalaman pertama kami bermain di Kota Kinabalu, Sabah, sekaligus kali kedua kunjungan kami ke Malaysia. Pertengahan Desember’22 lalu Facebook Extreme Decay menerima pesan dari seseorang bernama Nash yang mengajak kami untuk berpartisipasi dalam Borneo Grind Festival (BGF) 2023, salah satu event yang diadakan komunitas extreme metal/punk Kota Kinabalu, Sabah. Setelah melalui obrolan yang lebih intens akhirnya kami sepakati untuk menjadi salah satu lineup di acara tersebut. BGF 2023 sedianya dilangsungkan pada Sabtu, 13 Mei 2023. Oh iya, event tersebut juga pernah diadakan pada Mei 2011 silam dengan kehadiran satu band dari Indonesia yakni Rajasinga.
Seiring undangan dari kawan-kawan di Kota Kinabalu, timbul inisiatif dari kami untuk menambah 1 titik lagi pertunjukan di hari Minggu (14/5). Pilihan jatuh pada Kuala Lumpur, mengingat beberapa waktu sebelumnya rilisan terakhir kami yakni Downfall Of A God Complex telah dirilis ulang oleh label Malaysia yakni GoatLordth Records milik Aizat dan Hafez, maka kami anggap perlu sekalian singgah ke sana untuk mempromosikan materi baru. Setelah kami kontak Aizat untuk kesediaannya membikinkan satu showcase lagi, akhirnya kami sepakat dan Rumah Api dituju sebagai venue kedua showcase kami dengan titel acara Siege Of Power II.
Malam itu Nash bersama satu rekan telah menunggu di depan gedung KKIA. Rombongan Extreme Decay terdiri dari 4 orang yakni Afril, Eko, Rulli dan Anizar terbang pagi dari Bandara Internasional Juanda untuk transit di KLIA sebelum mencapai kota tujuan. Saat transit kami berkumpul dengan salah satu personil Extreme Decay lainnya yakni Ravi yang kini berdomisili di Pekanbaru dan juga transit melalui Kuala Lumpur.
Di KLIA telah menunggu Fahmie, saudara kandung Nash yang juga salah satu organizer BGF 2023 – saat ini bekerja di Johor Baru, Semenanjung Malaysia, untuk sekalian mengawal kami dalam penerbangan menuju Kota Kinabalu. Duo Nash & Fahmie bersaudara adalah scenester punk/metal di kota asal mereka. Selain mengorganisir acara, Fahmie juga aktif berjejaring dan menjalankan label kecil yang merilis band-band lokal.
Transit di KLIA cukup lama, dari jam 12 siang kami harus menunggu hingga terbang menuju Kota Kinabalu sekitar pukul 6 sore waktu setempat. Setelah mendarat di KKIA dan mengambil bawaan dari ruang bagasi, kami segera dibawa ke kota untuk bersantap malam dan menyapa beberapa metalhead lokal yang sudah hadir disana. Kelar makan dan mengobrol sejenak kami langsung menuju hotel di daerah Pusat Bandar Kota Kinabalu serta menyempatkan berjumpa dengan Kid beserta rombongan Mass Separation dari Kuala Lumpur yang juga salah satu dari lineup BGF. Kota Kinabalu (dulunya bernama Jesselton) adalah ibukota Negara Bagian Sabah, Malaysia dan terletak di utara pulau Kalimantan. Kota yang elok tersebut berada di pesisir pantai barat laut Kalimantan dan relatif berdekatan dengan Brunei Darussalam. Sabah – Serawak dan sekitarnya ternyata memiliki skena metal & punk cukup ramai dengan tradisinya yang tetap hidup.
Coming soon part 2.
