X

TRACK TALK: Muchos Libre – “100 Jam Pertama” (Single, 2023)

by Ilham Fadhilah / 1 year ago / 532 Views / 0 Comments /

Single baru dengan kesan dewasa nan serius dari Muchos Libre, band yang ironisnya lekat akan identitas ngocol.

Setelah bertekad untuk tidak mati langkah di kala separuh nyawa mereka, alias Bagong Tempur (vokal) bertolak ke negeri Sakura guna tuntutan pekerjaan buat tiga tahun ke depan, Muchos Libre akhirnya semakin menunjukan kesungguhan mereka akan komitmen tersebut dengan merilis nomor baru “100 Jam Pertama” yang merupakan lagu pertama mereka bervokal tunggal.

Meskipun berstatus off buat urusan live, namun bukan berarti Bagong angkat tangan dalam proses kreatif Muchos Libre. Dalam lagu ini, ia menumpahkan pengalaman kerja pribadinya di sana dalam 100 jam pertama. Mungkin sekitar dua minggu kerja, itu pun jika waktu kerja nine-to-five dan libur dua hari dalam seminggu. Namun sebagai pekerja dapur, kita tak pernah tahu bagaimana kondisi lapangannya, Bagong juga tak menuliskannya dengan rinci, hanya 100 jam pertama yang ia rasakan. 

Secara narasi lagu ini memang menggambarkan perasaan penuh dengan kerja keras dan rasa berat namun harus yang tersirat dari untaian kalimat yang cenderung hemat. Lamunan Bagong di tengah waktu istirahat kerja dengan urat kaki tebal yang membuatnya heran sekaligus takjub pada dirinya sendiri karena belum pernah melihat urat setebal itu (lagi) hinggap di kakinya tak hanya menghasilkan lamunan belaka, namun sebuah narasi lagu paling berbeban buat band ngocol sekelas Muchos Libre. 

Entah karena fase hidup yang dialami oleh mereka atau memang konsep mereka yang ingin jadi lebih dewasa, “100 Jam Pertama” ini menampilkan aura lain dari Muchos Libre dengan sangat kentara – selain lirik, aspek musik pun jadi sorotan di sini – di mana mereka terdengar tak sekotor dan seagresif lagu-lagu terdahulunya. Lagu ini seakan punya sisi dramatis dan alur yang tak biasanya mereka pikirkan. Nampaknya ini jadi output paling kentara yang nampak dari hadirnya produser Andresa Nugraha (The Battlebeats).

Saya sempat punya feeling kalau kepergian Bagong akan memberikan pengaruh signifikan terhadap output kreatif mereka. Meskipun bukan soal kemerosotan, melainkan soal kekosongan. Saya tetap merasakan teriakan lantang namun kesepiannya Korong Mentah tanpa hadirnya Bagong yang membuat shout-nya tak terbalas, dan sedikitnya ini cukup mengganjal bagi pendengar Muchos Libre. Meskipun buat perkara ini, mungkin cuman urusan biasa dan tak terbiasa. 

Overall, “100 Jam Pertama” ini jadi bentuk kemujuran formula yang kini mereka terapkan dalam proses kreatifnya – di mana beberapa langkah belum pernah dilakukan sebelumnya – dengan output yang bisa ada di titik memuaskan. Namun saya merasa kalau mereka akan jadi lebih bijak setelah titik ini, baik dari segi penulisan lirik, sound atau (hal yang tak diharapkan) aksi panggung dan aktivasi band ngehe ala mereka, karena saya tak bisa membayangkan Muchos Libre menjadi band dewasa yang menulis lagu membosankan soal perjalanan hidup.

Dengarkan “100 Jam Pertama” di sini!

Tagged

#muchos libre #single #track talk