X

Flex-Con: Mengembalikan Kaidah ‘Flexing’ Lewat Event Fashion

by webadmin / 4 months ago / 284 Views / 0 Comments /

Mengulik entitas serta ide di balik Flex-Con yang ingin ‘flexing‘ keragaman dan potensi industri fashion Bandung menjelang event perdananya.


Bandung kedatangan entitas kreatif baru bernama Flex-Con, di mana ini jadi wadah buat brand-brand lokal menunjukan eksistensnya sebagai sebuah merek dalam exhibition yang akan diselenggarakan pada 4-6 Oktober 2024 di sky level PVJ, Bandung.

Tagline “Future Bold Connection” pun jadi tekad yang dianut oleh entitas dengan tim empat orang di baliknya ini. Selain menunjukan keragaman mode di Bandung lewat berbagai brand yang lahir di sini, lewat event ini juga mereka menyuguhkan experience lain bagi para pengunjung buat dapat merasakan environment mendukung dari music performances dan lainnya, namun tetap menjadikan brand-brand yang ikut serta sebagai primadonanya.

Selain itu, event ini juga jadi upaya lebih buat mereka mengembalikan kaidah ‘flexing’ pada artian seharusnya, di mana kata ini seharusnya condong pada artian memamerkan jati diri atau hal-hal semacamnya, di luar bagaimana kata ini berkembang pada sesuatu yang terdengar norak seperti pamer harta dan hal-hal glamour lainnya.Dan ini in-line dengan upayanya untuk memamerkan keragaman mode dan potensi industri kreatif Bandung lewat sebuah event fashion.

Pada kesempatan ini, saya pun berbincang-bincang dengan Andika Surya, salah satu otak di baliknya soal entitas Flex-Con, event fashion yang ideal menurutnya, potensi industri fashion di Bandung, kaidah kata ‘flexing’ dalam artian seharusnya di lingkup fashion, hingga rencana mereka ke depan buat bikin festival musik. Simak obrolan lengkapnya di bawah ini! 

Sebagai entitas baru, boleh diceritain dikit Flex-Con itu apa sih?

Andika (A): “Flex-Con itu sebenernya format event yang menaungi brand-brand lokal. Mungkin bisa dibilang ngasih wadah buat brand lokal untuk melakukan aktivasi dan kegiatan transaksional dalam satu event yang beririsan dengan berbagai elemen kayak musik, talkshow dan aktivasi lainnya. Jadi kita nyoba buat nge-grab semua lini yang ada kaitannya dengan fashion dan kita satuin di sini. 

Basic-nya mungkin bisa dibilang kolektif, semi event organizer juga bisa, atau mungkin platform fashion. Tapi kita lebih sreg disebut kolektif mungkin, ya.”

Trigger yang munculin ide ngebuat Flex-Con ini apa?

A: “Mungkin karena saya udah 15+ tahun di industri fashion lokal, jadi saya juga sering ngikutin brand exhibition atau expo gitu. Nah, menurut saya formatnya belum ada yang berbeda, masih sama-sama aja. Terus juga objektifnya pun sebagai event fashion juga kurang ideal, menurut saya pribadi sih.” 

Lalu gimana akhirnya tim Flex-Con kebentuk buat nge-running program bareng?

A: “Dulu sebelum ada nama Flex-Con, saya ketemu kawan namanya Yogi. Sempet ngobrol-ngobrol mau bikin event, tapi nggak jalan karena saya pribadi agak kurang pinter soal nyari duit (dibaca: sponsor) gitu-gitunya. Nah lalu, ada salah satu orang yang sekarang jadi tim Flex-Con juga namanya Abu, di lain waktu ketemu dengan Yogi dan ngajakin bikin event juga, Nah Abu ini kebetulan punya jalur sponsor.

Dari sana, akhirnya saling invite lah, Yogi ngajak saya, Abu pun nginisiasi buat ngajak satu orang lagi, Lucas. Setelah brainstorming, ngonsepin dan lain sebagainya, hasilnya sekarang jadi lah Flex-Con yang dimotorin sama empat orang di balik timnya.

Lalu setelah itu, kita ketemu dengan satu organizer yang ngurus masalah produksi dan segala macemnyam namanya Seraya. Kalo Seraya biasanya ngerjain event musik kayak LaLaLa Fest, konsernya Sal Priadi, Kunto Aji, gitu-gitu. Nah, cuman dia belum punya IP buat event fashion, akhirnya mereka tertarik dengan kerja sama bareng Flex-Con. Jadi kita partnership deh di sini.”

Press conference Flex-Con di Villa Rusticnine, Dago Bandung, 24 September, 2024. Source foto: Flex-Con

Nah tadi kan sempet mention beberapa event fashion yang pernah Mas Dika sambangin sebelumnya tuh bisa dibilang kurang ideal lah, gimana kalian bikin event fashion yang ideal menurut kalian lewat Flex-Con kali ini?

A: “Sebenernya yang ngejadiin brand-brand yang terlibat di dalamnya sebagai daya tarik si acaranya sih. Meskipun kita juga ada music performances atau tenant-tenant makanan, tapi kita sebisa mungkin nggak ngebuat itu jadi ‘ngebunuh’ pesona kehadiran si brand-brandnya gitu. Kebayang nggak?

Misal dari music performances kita juga milihnya unit-unit musik yang emang  semi-instrumental, jadi lo nggak perlu terus ada di depan panggung buat nyanyi-nyanyi gitu, line up-nya sengaja dibuat buat jadi background musik lo belanja atau nikmati aktivasi yang ada. 

Bicara aktivasi, isian acaranya pun emang kita buat semenarik mungkin juga inspiratif buat pengunjung, kayak kita bikin talkshow atau si brand-brandnya juga ngadain aktivasi masing-masing di tiap booth-nya. Jadi tetep brand yang jadi ‘nilai jual’ si event-nya.”

Nama Flex-Con sendiri diambil dari apa sih?

A: “Flex-Con itu kalo dibedah adalah ‘flexing’ dan ‘conference’. Jadi saya rasa pasca Uya Kuya dan Doni Salmanan, kata ‘flexing’ itu jadi jatoh ke konteks yang negatif atau mungkin norak kali ya, jadi orang-orang enggan buat ngegunainnya. Padahal ‘flexing’ sendiri adalah kata unsur yang melekat ke fashion.

Jadi ketika lo dandan, pake outfit yang disuka itu kan sebenernya udah flexing, cuman konteksnya untuk memamerkan identitas lo dan ngerasain sesuatu dalam diri lo sendiri. Jadi penggunaan nama Flex-Con sendiri juga emang pengen mengembalikan kaidah kata ‘flexing’ pada artian sebenarnya. Tapi sebenernya kita twist juga sih buat ‘FLEX’-nya jadi; ‘Fashion-Lifestyle-Entertainment-Xperience’.”

Gimana akhirnya ngekurasi brand-brand yang terlibat? Apakah buka submission atau kalian yang approach nih?

A: “Sebenernya kita ngegunain dua-duanya, ada yang submission ada juga yang emang kita approach. Awalnya kita buka submission buat brand-brand yang mungkin sebelumnya nggak ke-reach sama kita, terus buat memenuhi kuota juga kita tetep jemput bola – approach ke masing-masing brand. Sampe akhirnya ada beberapa brand-brand yang luar kota juga ikut serta, kayak Jakarta dan sekitarnya sampe yang paling jauh Yogyakarta, sih. 

Kalo kurasinya sebenernya berdasarkan karakter kuat dari brandnya. Kebetulan saya yang turun tangan soal kurasi. Terus selain itu, kesiapan mereka buat exhibition, meski misal nggak terbiasa, yang penting punya kemauan untuk nyiapinnya. Terus ada juga ke arah keragaman brandnya, karena emang kita pengen pasarnya tuh genderless, ada brand yang mungkin kesannya maskulin, ada juga yang feminim. Jadi ya beragam lah, meski tetep dengan kriteria yang saya bilang sebelumnya.

Oh terus ini juga sih, brand-brand yang menurut kita keren tapi belum banyak orang yang tahu. Jadi selain dari macem-macem karakter tadi, juga dari brand-brand yang top tier sampe yang underrated coba kita hadirin di sini.”

Press conference Flex-Con di Villa Rusticnine, Dago Bandung, 24 September, 2024. Source foto: Flex-Con

Ada tujuan tersendiri dari kurasi brand yang sedemikian rupa?

A: “Kurang lebih mungkin nunjukin keragaman mode di Bandung. Jadi selain dari brandnya, kita juga pengen nunjukin keragaman produknya. Misal brand A  spesialisnya apparel, tapi kita juga ngehadirin brand lain yang spesialisnya sepatu atau misal leather-based products kayak dompet atau tas-tasan gitu.”

Di era serba online gini, sebenernya seberapa efektifnya aktivasi offline semacam exhibition gitu di pasar fashion?

A: “Tergantung sih sebenernya, cuman kalo saya pribadi lebih suka yang skin-to-skin, kita bisa ketemu, ngobrol, bisa megang material produknya, ya saya suka hal-hal kayak gitu sih.

Kalo online, lo kan cuma bisa liat etalase doang, nah khusus buat event ini juga kita ngusahain buat para brand owner-nya bisa berinteraksi sama customer mereka, kayak kita request ke para brand owner ini jaga booth, ya barang 1-2 jam mah. Dan hal-hal kayak gitu tuh cuma bisa terjadi kalau ada aktivasi offline. Mungkin itu bisa ngasih konteks lebih ke customer kalau brand tuh nggak cuman sekedar produknya aja dan bisa jadi sumber inspirasi juga.”

Sebenernya tim Flex-Con sendiri ngeliat industri fashion di Bandung kayak gimana? Dan ada potensi apa?

A: “Sebenernya kalo industri kreatif kayak fashion gitu di Bandung dari dulu segalanya tuh bisa dibuat sendiri. Nggak perlu pemodal atau sokongan dana besar, kita bisa buat segalanya dari kecil-kecilan dulu. Terus secara resource juga bisa dibilang memadai, ibaratnya brand-brand luar kota kayak Jakarta aja nyari bahannya tetep ke Cigondewah. Jadi sebenernya udah terfasilitasi banget buat yang mau bikin brand di Bandung.

Nggak perlu lah jadi brand, jadi vendor, tukang bikin stiker atau apapun itu yang beririsan dengan fashion gitu bisa di Bandung, terlebih era sekarang kan informasi dan inspirasi pun udah mudah banget didapetin. Terus koneksi juga bisa banget buat dijalin, kasarnya karena di Bandung tiap weekend pasti ada event, entah musik atau apapun, jadi lo bisa ketemu banyak orang banget di sini, misal tiap weekend ada event musik, yang dateng ke event musik juga kan orang-orang brand juga dan begitu pun sebaliknya. 

Dan satu lagi, testimoni dari orang luar kota yang dateng ke CON-Market (pre-event Flex-Con) kemarin bilang brand-brand di Bandung tuh guyub, nggak begitu bersekat. Jadi secara ekosistem pun bisa dibilang cukup sehat. Itu juga terasa waktu kita bikin Flex-Con yang ngebuat kita ngerasa brand-brand Bandung tuh suportif satu sama lain.”

Press conference Flex-Con di Villa Rusticnine, Dago Bandung, 24 September, 2024. Source foto: Flex-Con

Next-nya nih, Flex-Con bakal ada project apa lagi?

A: “Nah di sini bagian spill-spill-an kali, ya? Hahaha. Pengennya sih bikin festival musik, meski dengan IP berbeda ya, misal ‘Metal Festival by Flex-Con’, meskipun buat itu masih jauh sih, cuman kita liat ada peluang ke sana. Itu satu, kedua kita pengen ada offline store sih yang isinya multi-brand, mungkin sebelumnya kayak Arena, Widely Project, HGL gitu-gitu.”

Udah ada targetnya?

A: “Target kayaknya yang offline store sih bulan puasa tahun depan, kalo yang festival mungkin setelah bulan puasa. Jadi kemungkinan tahun depan kita bakal buat aktivasi yang lebih masif lagi. Semoga lancar.”

Cek informasi soal Flex-Con lebih lengkapnya di sini!