TRACK TALK: Membongkar Perkakas Operasional Grinkorporat dari Drs. H. Diding Sodikin, M.Si.
Beberapa waktu lalu, kami menerima sebuah kiriman berupa tool box bertulisakan ‘Subsidi Bantuan Operasional Grinkorporat’ yang membuat keherenan. Karena kami nggak merasa memesan apapun, terlebih kotak perkakas. Namun, setelah kami coba unboxing, ternyata ini merupakan sebuah package rilisan dari band asal Cimahi bernama Drs. H. Diding Sodikin, M.Si.. Iya, itu nama bandnya, pakai nama orang lengkap dengan titelnya.
Sebenarnya, penggunaan nama seseorang untuk kemudian dijadikan sebagai sebuah moniker/identitas sebuah band bukan merupakan hal yang aneh lagi. Sebut saja beberapa di antaranya adalah Piri Reis, William Bonney, Charles Bronson, dan Norma Jean. Tapi, sering kali nama yang dipakai adalah nama dari seorang tokoh yang memang berpengaruh atau terkenal.
Saya masih nggak habis pikir dan bisa menerka apa yang dipikirkan oleh kuintet grindcore tersebut ketika memilih memilih nama yang lokal banget, yaitu “Diding Sodikin”. Apakah beliau adalah seorang tokoh? Atau orang yang punya jasa personal terhadap para personilnya? Biarlah itu menjadi misteri.
Setelah melakukan sedikit penulusuran, ternyata ini merupakan rilisan teranyar dari Partai Records. Mungkin kamu cukup asing mendengar namanya, karena memang apa yang mereka rilis seringnya hanya dikenal di kalangan barudak. Sayang banget. Padahal banyak band ajaib yang dirilis records label asal Cimahi tersebut, baik dalam artian antik dari segi konsep ataupun punya materi yang keren. Beberapa nama yang sempat mereka rilis adalah Deerhouse, Femau, Gauth, hingga Sete Star Sept (Jepang).
Entah kenapa ketika melihat Drs. H. Diding Sodikin, M.Si. sedikit banyak mengingatkan saya dengan Bvrtan. Kelompok penduduk asal desa Svkatani yang sering menyuarakan kegelisahan rakyatnya melalui lelagu mereka. Walaupun secara pembahasan cukup berbeda di antara keduanya.
Secara lirik, Drs. H. Diding Sodikin, M.Si. membawakan tema yang cukup random. Mulai dari hirarki yang ditemui oleh para pekerja pada ‘Hierarchy’, hubungan jarak jauh pada ‘Long Distance’, teman yang doyan ngutang pada ‘Kasbon’, sampai soal beruang kutub pada ‘Polar Bear’. Tenang aja, kamu nggak perlu khawatir untuk kesulitan mencerna dari apa yang ingin mereka sampaikan. Karena liirknya ditulis dengan straight forward tanpa penggunaan majas ataupun diksi yang njelimet.
Secara personal track yang paling menarik perhatian saya adalah ‘Ibu Kota Jawa Utara’, karena ada elemen mengejutkan yang bikin saya mengerutkan dahi di awal tapi tersenyum di akhir. Kalau penasaran, coba aja dengerin sendiri.
Keantikan nggak berhenti di situ. Buat ukuran band yang dikemas secara hereuy, Drs. H. Diding Sodikin, M.Si. cukup niat dalam mengelola online presence-nya. Selain beberapa akun di platform mandatory, seperti Instagram, Spotify, dan Bandcamp, mereka juga memiliki sebuah website untuk memberitakan segala update kegiatannya.
Bukan, bukan cuma landing page 1 halaman yang berisi jejalan informasi bertumpuk, tapi memang sebuah website multi-page yang proper. Lengkap dengan kategorisasi dari setiap informasinya. Niat banget, kan? Bahkan buat band yang udah punya nama dan audiens dengan skala lebih besar pun, belum tentu mikirin hal tersebut. Patut banget dicontoh.
Terlepas dari segala keantikannya, baik dari segi nama, packaging, ataupun liriknya, Drs, H. Diding Sodikin, M.Si. merupakan salah satu band yang perlu kamu cicipi karyanya. Dan kalau suka, jangan lupa beli (tool) boxset dari rilisan terbaru mereka, ‘Subsidi Bantuan Operasional Grinkorporat’ ini.
***
Buat kamu yang ingin rilisannya diulas dalam segmen “Tracktalk” ini, buruan kirimin rilisan fisik kamu ke Consumed Magazine HQ di Jl. Wira Angun Angun No.4B, Citarum, Bandung, 40115. Atau kalau kamu punya press release, bisa kamu kirim juga ke e-mail consumedmagazine@gmail.com. Kami tunggu!