SG Finest: 7 Rekomendasi Band Asal Singapura

Meskipun luas negaranya terbilang kecil, Singapura nyatanya menyimpan banyak band underrated yang super layak untuk kamu dengarkan.
Ketika berbicara mengenai kancah musik di kawasan Asia bersama kawan sepergaulan, saya yakin ada dua negara yang akan seketika menjadi top-of-mind. Pertama adalah Korea Selatan dengan K-Pop-nya, dan yang kedua adalah Jepang dengan segudang proyek musik uniknya. Tapi sebenarnya, di kawasan Asia ada sebuah negara yang mungkin cocok menyandang status kuda hitam sebagai produsen band-band underrated dengan kualitas jempolan. Negara tersebut adalah Singapura. Seperti yang sempat saya singgung pada tulisan sebelumnya mengenai Forests.
Untuk memenuhi janji saya sebelumnya, pada tulisan kali ini saya akan memperkenalkan beberapa nama band Singapura lainnya. Tanpa perlu berlama lagi, langsung saja kita mulai.
Wormrot
FFO: Noxa, Extreme Decay, Phobia
Wormrot merupakan sebuah nama yang saya rasa tidak perlu diperkenalkan lagi. Bagi kamu yang mengikuti kancah musik keras bawah tanah, pastinya sudah familiar dengan nama tersebut. Hanya berselang beberapa waktu sejak kemunculannya, mereka langsung bergabung menjadi roster dari Earache Records. Sebuah record label yang menaungi nama-nama besar seperti Sleep, Municipal Waste, At the Gates, dan lainnya. Hal tersebut cukup bisa membuktikan bahwa secara konsep musik dan kualitas dari Wormrot sejak awal memang sudah mumpuni. Melakukan tur ke negara di Eropa ataupun Amerika rasanya sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Tak heran basis massa mereka saat ini sudah sangat besar dan mengakar di kalangan metalhead internasional.
Subsonic Eye
FFO: Jirapah, Say Sue Me, Alvvays
Bersama sobs, rasanya Subsonic Eye merupakan band asal Singapura lainnya yang sedang banyak diperbincangkan beberapa waktu belakangan. Selain memang karena mereka baru merilis beberapa karya baru, kuintet tersebut juga mencetak beberapa momen bersejarah (baik untuk mereka personal, ataupun kancah musik secara luas). Di antaranya adalah bergabung menjadi roster dari Topshelf Records, dan juga berhasil menjadi band Asia Tenggara pertama yang “manggung” di KEXP. Sangat direkomendasikan bagi kamu yang menyukai musik pop dengan pendekatan mengawang.
cues
FFO: Murphy Radio, Covet, Elephant Gym
Bagi kamu yang sedang mencari soundtrack untuk mengisi pagimu agar terasa seperti film ataupun anime, maka cues adalah salah satu pilihan yang tepat. Mereka membawakan musik math-rock melodius dengan pendekatan nuansa yang lebih santai dan easy listening. Walaupun pada beberapa bagian kamu mungkin dikagetkan dengan perubahan singkup mendadak, tapi percayalah hal tersebut tak akan membuat mood-mu rusak dan tetap bisa menikmati lagunya sampai akhir. Pada tahun 2021 silam, cues juga sempat terlibat dalam sebuah proyek rilisan 3-way split bersama hulica (Indonesia) dan Kudaranai 1nichi (Jepang).
Xingfoo&Roy
FFO: cubfires, Forests, Free Throw
Secara sepintas mungkin Xingfoo&Roy akan kamu anggap sebagai another midwest-emo band aja. Terlebih melalui formula musiknya yang terdengar cukup common. Tapi, saya yakin pandangan tersebut akan berubah setelah kamu mencoba untuk membaca lirik-lirik yang mereka bawakan. Apa yang dituturkan oleh trio tersebut cenderung terdengar ‘serius’. Cukup bertolak belakang jika dibandingkan dengan koleganya, Forests, yang memilih untuk mengemas narasi dalam bungkus yang lebih edgy nan jenaka.
Naedr
FFO: LKTDOV, Loma Prieta, The Saddest Landscape
Menurut saya, Naedr merupakan pemegang tongkat estafet saat ini di kancah skramz/screamo Singapura. Meskipun terhitung sebagai band yang belum lama muncul, mereka juga mengisi kekosongan yang ditinggalkan para pendahulunya karena sudah tak lagi aktif ataupun hilang entah ke mana. Sebagai supergroup yang dihuni oleh personil dari band Paris in the Making, susurrus, hauste, Plesantry, Bethari, dan Amateur Takes Control, rasanya sudah cukup menjelaskan bagaimana kualitas musik mereka akan terdengar. Hal tersebut terbukti, melalui debut albumnya ‘Past is Prologue’ yang dinobatkan sebagai salah satu album salah satu dari 25 album Asia terbaik oleh NME Asia versi tahun 2020.
susurrus
FFO: hulica, the cabs, tricot
Meskipun bermain di ranah yang sama dengan cues, susurrus melakukan pendekatan musik math-rock yang berbeda, yaitu lebih serampangan dan ekspresif. Hal tersebut bisa kamu rasakan dari bagaimana aransemen yang mereka tawarkan terdengar, ataupun melalui racikan sound yang terdengar cenderung raw. Kemunculan mereka pada tahun 2019 melalui EP berjudul ‘Ultra Orange’ awalnya membuat saya cukup bersemangat untuk mengikuti perjalanan karir mereka. Namun sayangnya, pasca perilisan EP tersebut, kabar mereka tidak terdengar lagi.
SIAL
FFO: Haramarah, Loutspell, Gag
SIAL merupakan salah satu garda terdepan dari kancah hardcore punk Singapura. Penampilan mereka baik dalam bentuk rekaman ataupun live performance sama liarnya. Selain karena musiknya yang akan membuatmu gatal untuk moshing, lirik-lirik bernada perlawanan akan menjadi elemen tambahan untukmu meluapkan amarah. Hingga saat ini mereka telah menelurkan sebuah Demo, tiga EP, dan dua album yang bisa kamu dengarkan melalui laman Bandcamp La Vida Es Un Mus Discos.
Selain nama yang ada pada daftar di atas, sebenarnya masih banyak nama lainnya yang harus kamu coba dengarkan. Beberapa di antaranya seperti Daily Ritual, The Caulfield Cult, SiFulan, Yumi, Terrible People, Cosmic Child, dan lainnya yang bakalan bikin tulisan ini terlalu panjang kalau saya perkenalkan satu per satu. Sekarang, tugasmu sendiri untuk mencari tahu lebih jauh, atau bahkan merekomendasikan beberapa temuanmu kepada sobat musik terdekat agar eksistensi mereka semakin tersebar dan diapresiasi lebih jauh lagi.