9 Grup Musik Elektronik Lokal Masa Kini Favorit Kami

“Jajaran grup musik elektronik lokal masa kini yang bagi kami kiprahnya patut diperhatikan dan diapresiasi lebih masif.”
Sebagai orang yang sempat berada pada fase penelusuran dan menikmati musik elektronik bertahun lalu, menemukan seorang musisi/band yang membawakan jenis musik tersebut saat ini jadi semacam nostalgia bagi saya personal. Walaupun pada akhirnya saya harus mengeluarkan effort lebih jika ingin kembali melakukan eksplorasi di ranah musik tersebut. Selain mungkin memang nama-nama baru yang bermunculan nggak sebanyak itu, kemungkinan lain adalah banyak nama yang gagal saya temui pada radar pencarian saya.
Kebanyakan nama yang saya ulas pada tulisan ini juga tidak secara sengaja saya temukan dan dalam timeline penemuan yang berbeda. Entah itu ketika saya datang ke-gigs secara random, mendapatkan rekomendasi teman, atau mengenal personilnya secara pribadi. Oleh karena itu, saya ingin merangkum beberapa nama yang menarik perhatian saya dan mungkin juga akan menarik perhatianmu juga untuk diwaspadai pergerakannya.
Oh iya, seperti biasa. Disclaimer sedikit, pada tulisan ini saya sengaja nggak memasukkan nama-nama yang sudah telah dulu hadir dan mencuat, seperti HMGNC, Bottlesmoker, Santamonica, RNRM, dan lainnya. Karena memang saya bertujuan untuk memberi ruang terhadap nama-nama baru untuk mendapatkan rekognisi yang semestinya. Jangan marah.
Anyway, berikut adalah 9 musisi elektronik lokal yang menurut saya harus kamu waspadai pergerakannya.
Crève, Ouverte!
Bagi kamu fanboy dan fangirl dari Murphy Radio, seharusnya nggak asing dengan nama yang satu ini. Karena Crève, Ouverte! merupakan proyek musik lain yang diinisiasi oleh Wendra, gitaris Murphy Radio. Meskipun memiliki warna yang cukup nyebrang antara satu dengan lainnya, sebenarnya keduanya memiliki benang merah yang sama, yaitu sama-sama njelimet. Dari ketiga single yang telah dirilis sejauh ini, sepertinya musik yang mereka mainkan akan terus berkembang lebih jauh lagi. Coba aja kamu dengarkan pada single perdananya yang bernuansa mathcore mentok, tapi kemudian pada dua rilisan berikutnya sample drum amen break menghujam telingamu sepanjang lagu yang dilengkapi oleh teriakan centil dan juga raungan gitar. Saya pribadi tak sabar menunggu rilisan mereka selanjutnya.
Misanthropy Club
Misanthropy Club merupakan hembusan segar bagi ranah musik elektronik/hip-hop tanah air. Jika kebanyakan kelompok hip-hop membawakan musik dengan alunan beat boombap ataupun trap kekinian, trio asal Padang Panjang tersebut memilih jalur lain yang lebih heavy nan eksperimental. Meskipun, sebenarnya kalau kamu perhatikan, sebenarnya style beat teresebut masih ada dan terasa. Tapi, hal tersebut tertutupi oleh formula campuran suka-suka dari beragam jenis musik yang mereka inginkan. Mulai dari rap yang dibawakan dengan cara scream/pig squeal/growl yang memekakkan telinga, dentuman 808 ala EDM, hingga permainan shredding gitar dengan distorsi ala band-band metal. Jika suatu saat mereka bermain di sebuah gigs yang bisa kamu jangkau, pastikan meluangkan waktu buat nonton mereka. Because it’s gonna be one hell of an experience.
Logic Lost
Sisi lain dari seorang musisi eksperimental bernama Dylan Amirio. Pada tahun 2022 lalu, salah satu kolaborasinya bersama Rully Sabara membawa Logic Lost menjadi salah satu nominator dari ajang penghargaan Anugerah Musik Indonesia untuk kategori “Artis Solo Pria/Wanita/Grup/Kolaborasi Elektronika Terbaik”. Tanpa perlu penjelasan lebih lanjut, seharusnya hal tersebut sudah cukup jadi alasan kenapa kamu harus segera mendengarkan karya-karya Logic Lost di berbagai DSP kesukaanmu. Terlebih kalau kamu sedang ingin melakukan kontemplasi, meratapi perjalanan hidupmu yang penuh liku-liku.
White Chorus
White Chorus mungkin adalah nama paling populis di daftar kali ini. Karena, musik yang mereka mainkan sangatlah easy listening juga ringan, tidak se-niche nama-nama lainnya yang mungkin membutuhkan beberapa waktu terlebih dahulu untuk dicerna agar bisa menikmatinya. Terlebih oleh para penikmat musik awam. Nuansa laid-back dan chill akan seketika terasa ketika kamu mendengarkan lelagu dari duo Friska dan Emir ini. Album ‘FASTFOOD’ yang mereka lepas pada tahun 2021 lalu, menurut saya merupakan salah satu rilisan yang harus kamu dengarkan, jika ingin menelusuri musik electro-pop lokal di era saat ini.
Asylum Uniform
Saya rasa, Asylum Uniform merupakan sebuah nama yang sudah tidak perlu diperkenalkan lagi. Semenjak perilisan debut EP-nya, duo asal Bandung tersebut langsung menyedot perhatian para penikmat musik kegelapan nan dingin. Beat elektronik konstan yang monoton racikan Adityo Saputros, ditambah dengan suara vokal berat mencekam Bharata Danu, semacam jadi jaminan kamu akan bermimpi buruk. Meskipun lagi rajin manggung belakangan ini, tapi belum ada tanda-tanda mereka akan merilis sesuatu yang baru. Sayang banget.
F00RY
Tagline “Electronic Mayhem” yang mereka sematkan pada laman profilnya, rasanya sudah cukup mendeskripsikan jenis musik seperti apa yang dimainkan oleh F00RY. Sepanjang mendengarkan karya mereka, saya jamin adrenalinmu akan langsung terpacu dan enggan buat diam di tempat aja. Irisan antara musik elektronik yang dancable dan tingkah liar para vokalisnya, saya yakin bisa mengubah crowd yang awalnya berjoged santai di lantai dansa menjadi area moshpit yang chaos secara instan. Belum lagi beberapa lirik bernada provokatif seakan menjadi bensin tambahan yang siap membakar semangatmu ketika menonton mereka.
TamaT
Sebuah nama yang sudah cukup sering mengiringi dansa-dansi anak muda di berbagai acara musik jedag-jedug bawah tanah. Membawakan musik DnB ber-BPM tinggi, TamaT tidak hanya mengandalkan dentuman bebunyian elektronik untuk mengendalikan lantai dansa, tapi juga berbagai rapalan random yang mereka sampling berbagai sumber. Mulai dari lagu dangdut, hingga liputan berita ketika Bu Risma marah-marah. Penggunan hal tersebut membuat apa yang mereka bawakan terasa lokal dan dekat. Entah itu memang merupakan gimmick yang disengaja ataupun cuma kebetulan aja.
MTAD
MTAD merupakan evolusi dari sebuah kelompok musik yang sebelumnya dikenal dengan nama Matius III:II (Matius Tiga, Ayat Dua). Walaupun telah terbentuk sejak tahun 2008 silam, ternyata masih jadi salah satu nama yang cukup underrated jika berbicara di ranah musik elektronik populis. Mungkin hal tersebut terpengaruh dengan pelabelan musik yang mereka sebut sebagai “punk infused techno”. Sehingga cukup sulit atau bahkan tidak sampai kepada para penikmat musik elektronik secara umum. Secara sepintas, mereka memainkan musik yang jatuh di teritori antara digital hardcore, industrial-metal, ataupun jenis musik lain yang berada di antaranya.
FTLFRAME
Saya cukup kaget ketika menemukan FTLFRAME yang ternyata merupakan proyek musik asal Bandung, terlebih ketika stalking melalui laman profil Spotify mereka. Berdasarkan hal tersebut, mereka sudah memiliki audiens pendengar yang luas, meskipun eksistensi mereka di beragam acara lokal sebenarnya baru muncul pada beberapa waktu belakangan. CMIIW tapi yaa, bisa jadi sayanya aja yang nggak terlalu digging di kancah musik tersebut. FTLFRAME sendiri memainkan musik DnB/Breakcore dengan estetika visual ala kartun Jepang yang mungkin akan menjadikan beberapa orang enggan untuk coba mendengarkan musik mereka. Setelah mencoba mendengarkan lelagu mereka, saya rasa sudah saatnya untuk mereka mendapatkan atensi yang lebih besar di ranah lokal.